BANDA ACEH – Penanews.co.id – Sebuah video mengharukan viral di media sosial yang menunjukkan aksi warga yang terdampak bencana menyajikan air kelapa muda hingga durian kepada awak helikopter pengantar logistik ke wilayah mereka yang terisolasi.
Hal ini diungkapkan Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Administrasi Wilayah Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Safrizal ZA. Ia mengaku selalu merasa haru manakala melihat momen tersebut sebagai perwujudan warisan endatu.
“Kalbu saya selalu bergetar menyaksikan warga terdampak banjir masih sempat-sempatnya menyajikan air kelapa atau durian kepada relawan yang membantu warga. Padahal tanpa diberikan air kelapa, relawan paham kondisi. Pemberian hadiah ini sebagai tanda ucapan terima kasih,” kata Safrizal, Sabtu (27/12/2025) di Banda Aceh.
Mantan Penjabat Gubernur Aceh itu menyatakan hal tersebut dikenal dengan tradisi peumulia jamee adat geutanyoe, yang berarti memuliakan tamu. Ia mengatakan tradisi ini kerap dilaksanakan baik disaat suka maupun duka, bisa dilakukan dalam kondisi apa saja dengan niat tulus mengharapkan ridho dari Allah SWT.
“Warga menjalankan petuah endatu peumulia jamee adat geutanyoe, maka diberikan yang warga miliki meski dalam kondisi bencana,” ujar Safrizal.
Safrizal yang sudah di Sumut dan Aceh sejak 27 November 2025 hingga sekarang selalu tergiang-giang kisah petugas maritim shipping yang membawa peralatan alat berat ke Pidie Jaya untuk membereskan tebing Sungai dan lain-lain. Disela-sela kelelahan, warga yang merupakan korban banjir datang menyuguhkan air kelapa muda. Petugas maritim shipping menyebutkan warga yang musibah masih sempatkan diri menyajika air kelapa kepada petugas dan ini bikin petugas sangat terharu,

“Di video saya saksikan setelah personal TNI menurunkan bantuan di Gayo Lues, warga termasuk perempuan berlarian ke helicopter memberikan durian sebagai tanda terima kasih karena itu yang warga punya. Padahal personal TNI tidak perlu diberikan karena itu sudah kewajiban negara. Namun warga berpatokan peumulia jamee adat geutanyoe, maka diberikan yang warga miliki dalam kondisi bencana,” ungkap Safrizal.
Sebelumnya, di Pidie Jaya relawan Farwiza Farhan yang masuk Majalah TIME dalam acara TIME100 Next 2022 menangis tersedu-sedu setelah memberikan bantuan ke warga, lalu warga memberikan air kelapa muda ke dirinya dan timnya. Lalu Farwiza menangis tersedu-sedu karena warga yang sedang musibah masih memberikan air kelapa muda.
Ia mengungkapkan Banyak sekali relawan dari berbagai daerah, berbagai organisasi, maupun dari diaspora. Kita berterimakasih kepada segenap pihak yang membantu seraya tetap memberikan keramahan kepada relawan. Hospitality dari yang memfasilitasi kita harapkan, karena akan memberi semangat dan kesan dari yang menolong. Dari kesan ini insya Allah akan lebih banyak lagi yang datang mengulurkan tangan kepada korban banjir dan longsor.
“Di lapangan kita temukan warga terdampak bencana masih memuliakan tamu yang datang dari jauh membawa bantuan. Mereka diterima dengan senang hati serta memberikan apa yang ada di sekitarnya seperti air kelapa muda, durian dan lain-lain,” ungkapnya
Mengutip sumber BNPB yang merilis Hingga Sabtu (27/12/2025), jumlah korban meninggal dunia tercatat 1.137 jiwa, sementara 163 orang masih dilaporkan hilang. Selain itu, 457 ribu warga terpaksa mengungsi akibat bencana hidrometeorologi yang terjadi sejak awal Desember.
“Kita fokus kepada percepatan mendirikan hunian sementara yang mencapai sekitar 500 ribu pengungsi di tiga provinsi,” pinta Safrizal.
Berdasarkan dashboard rekapitulasi BNPB, bencana banjir dan longsor berdampak pada 52 kabupaten/kota yang tersebar di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.[]






