JAKARTA — Penanews.co.id – Pekan Olahraga Nasional (PON) yang dihelat di Aceh dan Sumatera Utara dari tanggal 9 hingga 20 September 2024 menghadapi sejumlah tantangan serius. Kesiapan arena pertandingan, masalah logistik, dan dugaan pengaturan pertandingan menjadi sorotan utama yang menciptakan kegundahan di kalangan masyarakat.
Sejumlah pihak mengekspresikan kekhawatiran atas sejumlah permasalahan yang mengganggu jalannya acara olahraga bergengsi ini. Kondisi ini tak hanya menarik perhatian warganet, tetapi juga mengundang kritik pedas dari berbagai elemen, mulai dari atlet hingga pengamat olahraga.
Kritik tajam terus bermunculan di media sosial, di mana banyak yang menuntut pertanggungjawaban dari panitia penyelenggara.
Mengutip rangkuman Kompas.com, dengan banyaknya permasalahan dalam penyelenggaraan PON 2024, para aparat penegak hukum akan turut melakukan penyidikan.
KPK turun tangan selidiki masalah PON 2024
Direktur Penyidikan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Asep Guntur Rahayu mengatakan, pihaknya akan melakukan penyelidikian terkait pelaksanaan PON 2024.
Asep menegaskan, pihaknya sudah menerima sejumlah informasi persoalan dalam pelaksanaan PON 2024.
Informasi tersebut meliputi kondisi arena serta sarana prasarana yang pendukung yang diklaim tidak siap.
Ke depannya, KPK akan menyiapkan berbagai hal untuk menindaklanjuti informasi yang sudah didapatkan.
“Saya yakin teman-teman kita di PLPM dan ini juga sudah apa namanya bergerak untuk mengumpulkan informasi,” terang Asep, dikutip dari Youtube KPK, Kamis (19/9/2024).
Selain dari KPK, Asep berharap agar masyarakat juga akan membantu pihaknya untuk mengumpulkan data terkait pelaksanaan PON 2024.
Menpora koordinasi dengan Bareskrim dan Kejagung
Selain KPK, Kejaksaan dan Bareskrim juga akan turun tangan terkait dugaan penyelewengan dana kegiatan PON 2024.
Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo kepada Kompas.com pada Rabu (11/9/2024).
Koordinasi antara Kejagung-Bareskrim-Kemenpora dilakukan karena Dito menerima sejumlah aduan dari atlet dan ofisial soal penyelenggaran PON.
“Akan proses resmi ke Kejaksaan dan Bareskrim terkait dugaan atau potensi penyelewengan penyelenggaraan PON XXI 2024 di daerah Sumut dan Aceh,” kata Dito
Dito berharap, kedua instansi tersebut dapat melakukan pendampingan usai koordinasi ketiga lembaga dilakukan.
Sesuai dengan Keppres Nomor 24 Tahun 2024, pelaksanaan PON XXI akan diawasi oleh Bareskrim dan Kejagung sebagai satgas pendampingan tata kelola penyelenggaraan PON 2024.
Di sisi lain, Wakil Direktur Tindak Pidana Korupsi Bareskrim Polri, Kombes Pol Arief Adiharsa menyampaikan, koordinasi memang sudah dilakukan.
Pendampingan yang dimaksud adalah untuk mencegah potensi penyelewengan dan transparansi pengelolaan anggaran.
YaMeskipun demikian, tugas utama dari satgas bersifat preventif dan dilakukan agar pelaksanaan PON berjalan tanpa adanya penyimpangan dalam pengelolaan keuangan.
“Betul. Untuk pendampingan dalam pengelolaan keuangan PON, Kemenpora didampingi oleh gabungan Tipidkor Bareskrim, Polda Aceh, dan Polda Sumut,” jelas Arief.
Sementara itu, Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung Harli Siregar mengaku belum mendapatkan informasi terkait koordinasi dengan Menpora tentang permasalahan dalam PON 2024.
“Hingga saat ini belum ada (laporan terkait dengan dugaan penyelewengan penyelenggaraan Penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI 2024 di Aceh dan Sumatra Utara),” terang Harli.
Masalah jelang penutupan PON 2024
Meskipun penutupan PON tinggal menghitung jam, namun sederet masalah masih terjadi di arena pertandingan.
1. Lauk konsumsi hanya satu tempe
Ketua Panitia Pelaksana Cabor Catur, Juliski Simorangkir merasa kecewa terhadap menu makanan yang disediakan.
Juliski menyampaikan, menu makanan yang didapatkan hanya ada satu buah tempe dan sayuran saja.
Ia mengaku sudah mengajukan komplain terkait makanan. Meskipun demikian, menu makanan kembali seperti pilihan awal.
“Inilah menu makan kami, cuma ada satu tempe dan sayuran,” ungkap Juliski, kepada Kompas.com, Jumat (20/9/2024).
2. Venue berdebu
Para atlet dan penonton mengeluhkan kondisi venue voli indoor di Sport Center, Deli Serdang, Sumatera Utara yang berdebu.
Kondisi lapangan yang berdebu dilaporkan terjadi sejak babak penyisihan voli putra-putri pada Rabu (11/9/2024) hingga semifinal pada Rabu (18/9/2024).
Koordinator Bidang Venue dan Perlengkapan Voli Ruangan, Sugianto Asta mengonfirmasi keadaan tersebut. Sugianto menyampaikan, debu yang masuk ke venue disebabkan oleh debu di luar ruangan yang terbawa angin.
“Jadikan gini, ini kan di atas, jadi kalau dibuka (pintu masuk penonton), debu itu kalau ada angin masuk dia ke dalam, semalam saya tengok,” jelas Sugianto kepada Kompas.com, Kamis (19/9/2024).
3. Kaca venue basket pecah dan timpa penonton
Kaca jendela venue basket di kompleks Stadion Harapan Bangsa (SHB), Lhong Raya, Banda Aceh, Aceh pecah dan mengenai penonton.
Peristiwa tersebut terjadi saat pemain dari tim Sumatera Utara melawan Sulawesi Selatan dalam basket 3X3 beregu putri pada Rabu (18/9/2024).
Technical Delegate Basket 3X3, Trianti menjelaskan, pertandingan tersebut diiringi dengan hujan lebat dan angin kencang.
Secara tiba-tiba, bingkai kaca lepas dan jatuh ke arah tribun penonton. Penonton yang berada dalam pertandingan tersebut juga mengalami luka pada bagian punggung dan tangan.
“Karena hujan lebat dan angin kencang, bingkai kaca terlepas, dan jatuh ke arah tribun penonton. Penonton ada yang terkena pecahan kaca di bagian punggung dan tangan,” jelas Trianti, kepada Kompas.com, Rabu (18/9/2024).