Kunker Wapres Gibran Di Nias Selatan Diwarnai Aksi Massa

by
Aliansi Masyarakat Lintas Sektoral Nias Selatan membentangkan sejumlah spanduk di jalan yang dilintasi Wapres Simpang Tiga Helezalulu, Kecamatan Lahusa menuju Kecamatan Boronadu untuk meninjau pembangunan jalan dan jembatan gantung di lokasi tersebut, Minggu (21/12). | Foto Waspada.id/Budi Gowasa

LAHUSA – Penanews.co.id – Kunjungan kerja Wakil Presiden Republik Indonesia, Gibran Rakabuming Raka, ke Kabupaten Nias Selatan disambut aksi bentang spanduk di Simpang Tiga Helezalu, Kecanatan Lahusa jalan yang dilintasi rombongan Wapres menuju Kecamatan Boronadu untuk meninjau pembangunan jembatan gantung di lokasi tersebut, Miinggu (21/12).

Aksi tersebut dilakukan oleh warga yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Lintas Sektoral Nias Selatan (Amal Nisel). Mereka menyuarakan penolakan terhadap aktivitas dua perusahaan pembalakan hutan yang telah beroperasi selama puluhan tahun di wilayah Kepulauan Batu, Kabupaten Nias Selatan.

Dalam tuntutannya, Amal Nisel mendesak pemerintah untuk menutup operasional PT Gruti dan PT Teluk Nauli yang dinilai telah melakukan penebangan hutan secara merusak di kawasan Kepulauan Batu. Aliansi ini menilai aktivitas kedua perusahaan tersebut telah menyebabkan kerusakan lingkungan dan pencemaran alam. Mereka meminta Wakil Presiden turun tangan menyelamatkan hutan yang dianggap sebagai warisan penting bagi generasi mendatang masyarakat Kepulauan Batu.

Juru bicara Aliansi Masyarakat Lintas Sektoral Nias Selatan, Konstan Dachi, menjelaskan bahwa pembentangan spanduk ini merupakan upaya menyampaikan aspirasi langsung kepada pemerintah pusat. Momentum kunjungan Wakil Presiden Gibran ke Pulau Nias dinilai sebagai kesempatan yang tepat untuk menyuarakan keresahan masyarakat terkait kerusakan hutan di wilayah tersebut.

“Benar kita hanya berdiri bentangkan spanduk, semoga aspirasi Aliansi Masyarakat dapat dilihat oleh Bapak Wapres Gibran ketika melintas, menuju Kecamatan Boronadu dalam kunjungan kerja tanpa mengganggu arus lalulintas,” ujar Konstan Dachi, seperti dilansir waspada.id.

Konstan menuturkan keberadaan dan aktivitas kedua perusahaan PT Gruti dan PT Teluk Nauli yang telah puluhan tahun merusak lingkungan dan dipastikan pulau bisa tenggelam, dan Kepulauan Batu akan menjadi Tapteng kedua yang barusan dilanda bencana akibat penebangan kayu yang liar. 

Jika tidak segera dicabut izin kedua PT ini maka akan memakan korban nyawa yang begitu besar. Penutupan PT. Gruti dan PT. Teluk Nauli adalah demi keselamatan masyarakat Kepulauan Batu Nias Selatan.

Pantauan di lapangan pada aksi tersebut, menarik simpatik Wapres Gibran sehingga sempat berhenti untuk berdialog dan menyampaikan beberapa tanggapan kepada perwakilan aliansi.

Pada dialog singkat tersebut, Wakil Presiden sempat menanyakan kepada aliansi mengenai pemilik dari PT Gruti  dan  PT Teluk Nauli “Siapa pemilik PT Gruti dan PT Teluk Nauli,” tanya Gibran. Namun wakil aliansi menjelaskan tidak mengetahui pasti siapa pemilik dari kedua perusahaan tersebut.

Wapres Gibran pada kesempatan itu langsung memerintahkan Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution untuk segera menindaklanjuti apa yang menjadi keluhan atau aspirasi masyarakat tersebut,

Usai melakukan dialog singkat, Wapres Gibran pada kesempatan itu berkenan untuk foto bersama dengan Aliansi Masyarakat Lintas Sektoral Nias Selatan.[]

ya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *