Material Jembatan Bailey untuk Aceh Dikumpul dari Berbagai Wilayah RI

by

BANDA ACEH — Penanews.co.id Pemerintah pusat melalui Satuan Tugas Pemulihan Pascabencana terus mempercepat pemulihan konektivitas wilayah terdampak bencana di Aceh. Fokus utama diarahkan pada pembangunan dan pemasangan jembatan darurat guna membuka kembali akses masyarakat, distribusi logistik, serta pelayanan dasar.

Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) sekaligus Kasatgas Darurat Jembatan, Maruli Simanjuntak, menyampaikan bahwa hingga saat ini TNI AD telah mengerahkan puluhan jembatan darurat di berbagai titik terdampak bencana di Aceh, setelah melalui proses survei teknis lapangan secara menyeluruh.

“Pekerjaan jembatan ini tidak bisa instan. Kami lakukan survei lokasi, menentukan jenis jembatan yang tepat, lalu menyiapkan materialnya. Di Aceh, kebutuhan jembatan darurat yang telah kami survei mencapai lebih dari 20 unit dan berpotensi bertambah,” ujar KSAD dalam Rapat Koordinasi Satgas Pemulihan Pascabencana bersama pimpinan DPR RI, kementerian/lembaga, dan kepala daerah terdampak di Banda Aceh yang dilakukan secara daring, Selasa (30/12/2025).

KSAD menjelaskan, TNI AD menyiapkan tiga jenis jembatan darurat sesuai karakter medan dan tingkat kerusakan, yakni jembatan Bailey, jembatan Alpol, serta jembatan perintis/jembatan gantung. Pemilihan jenis jembatan dilakukan untuk memastikan keamanan, kecepatan pemasangan, dan keberlanjutan akses warga.

“Hingga kini, sekitar 29 jembatan darurat telah disiapkan untuk wilayah Aceh, termasuk jembatan Bailey dan Alpol. Seluruh perlengkapannya sudah kami siapkan, sementara survei untuk jembatan gantung juga terus berjalan,” jelasnya.

Material jembatan tersebut dihimpun dari berbagai wilayah di Indonesia, mulai dari Pulau Jawa, Lampung, Kalimantan, hingga Medan. Namun, KSAD mengakui proses distribusi logistik ke lokasi terdampak menghadapi tantangan signifikan, mulai dari keterbatasan stok nasional hingga kendala transportasi yang menyebabkan keterlambatan pengiriman.

Meski menghadapi keterbatasan, KSAD menegaskan bahwa TNI AD tetap bekerja siang dan malam untuk memastikan konektivitas masyarakat segera pulih. Seluruh personel di lapangan difokuskan pada percepatan pemasangan jembatan, dengan dukungan logistik minimum namun optimal.

“Kami tidak berhenti. Seluruh jembatan Bailey dari berbagai wilayah kami tarik ke Aceh. Bahkan pabrik-pabrik material jembatan kami maksimalkan produksinya,” tegasnya.

Dalam forum tersebut, KSAD juga menyampaikan perlunya kejelasan mekanisme pendanaan lintas sektor agar keberlanjutan pembangunan jembatan darurat dapat terjaga hingga fase rehabilitasi dan rekonstruksi.

Ke depan, TNI AD bersama pemerintah daerah dan kementerian/lembaga terkait menargetkan penyelesaian persoalan konektivitas utama dalam beberapa bulan ke depan. Selain jembatan darurat, pembangunan jembatan gantung permanen juga mulai dipetakan, mengingat di Aceh terdapat ratusan titik yang membutuhkan penghubung antarwilayah.

“Dengan kerja terpadu dan dukungan semua pihak, kami optimistis persoalan jembatan di wilayah terdampak bencana Aceh dapat dituntaskan secara bertahap,” pungkas KSAD

ya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *