MBG Untuk Masa Depan Indonesia Emas 2045

by

PROGRAM Makan Bergizi Gratis (MBG) hadir sebagai respon nyata atas tingginya angka stunting dan malnutrisi yang selama ini menjadi salah satu persoalan mendasar di Indonesia.

Presiden Prabowo Subianto menghadirkan terobosan yang solutif dan visioner dalam menjawab permasalahan serius di kalangan masyarakat, khususnya anak-anak yang merupakan generasi penerus bangsa.

Dengan adanya MBG, diharapkan kebutuhan nutrisi masyarakat, terutama penerima manfaat, dapat terpenuhi secara merata sehingga tidak ada lagi kesenjangan gizi yang menghambat tumbuh kembang anak Indonesia.

Program Makan Bergizi Gratis memiliki dasar hukum yang kuat melalui Perpres Nomor 83 Tahun 2024 tentang Badan Gizi Nasional yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden, dengan fungsi koordinasi, perumusan, pelaksanaan, dan pengawasan kebijakan gizi nasional. Program ini juga diperkuat oleh UU Kesehatan, UU RPJPN, serta regulasi terkait stunting dan malnutrisi, sehingga memiliki legitimasi dan arah yang jelas sebagai program strategis nasional.

Tujuan utama Program Makan Bergizi Gratis (MBG) adalah memastikan setiap anak Indonesia, tanpa memandang latar belakang ekonomi maupun tempat tinggalnya, dapat mengakses makanan bergizi secara merata.

Program ini hadir untuk menghapus kesenjangan gizi antara keluarga mampu dan kurang mampu, serta antara daerah perkotaan dan pedesaan. Dengan asupan yang sehat dan seimbang, anak-anak diharapkan dapat tumbuh optimal, memiliki daya tahan tubuh yang baik, serta kemampuan belajar yang lebih tinggi.

Hal ini penting karena kesehatan dan pendidikan anak menjadi fondasi daya saing bangsa menuju Indonesia Emas 2045.

Lebih jauh, MBG tidak hanya sekadar program bantuan pangan, melainkan strategi pembangunan sumber daya manusia sekaligus penguatan ekonomi kerakyatan. Melibatkan petani lokal, UMKM, hingga dapur komunitas, program ini menciptakan lapangan kerja, menggerakkan perekonomian daerah, dan memperkuat ketahanan pangan nasional. Dengan menyentuh dua aspek penting sekaligus peningkatan kualitas generasi muda dan penguatan ekonomi rakyat MBG layak dipandang sebagai program strategis yang harus dijaga dan diperkuat demi masa depan Indonesia.

Namun, dalam pelaksanaannya, tidak dapat dipungkiri bahwa program Makan Bergizi Gratis (MBG) menghadapi berbagai tantangan yang serius. Kasus keracunan makanan yang menimpa ribuan penerima manfaat menjadi peringatan keras bahwa sistem pengawasan, distribusi, serta standar keamanan pangan masih memiliki celah yang perlu segera diperbaiki.

Peristiwa tersebut menunjukkan bahwa pengelolaan rantai pangan, mulai dari penyediaan bahan baku, proses pengolahan di dapur, hingga distribusi ke tangan penerima, harus diawasi dengan lebih ketat dan transparan. Lebih jauh, muncul pula dugaan adanya sabotase yang dilakukan oleh oknum tertentu dengan tujuan menggagalkan program strategis ini. Jika benar adanya, hal itu tentu bukan hanya sekadar kelalaian, melainkan sebuah upaya terencana untuk merusak kepercayaan publik terhadap salah satu program unggulan pemerintah.

Situasi ini menjadi ancaman ganda,di satu sisi membahayakan kesehatan masyarakat, terutama anak-anak penerima manfaat namun di sisi lain, berpotensi merusak legitimasi MBG sebagai fondasi pembangunan sumber daya manusia untuk masa depan.

Dampaknya tidak bisa dianggap sepele, sebab bila program sebesar ini kehilangan kepercayaan publik, maka keluarga akan enggan mengizinkan anaknya menerima makanan dari MBG, dan pada akhirnya tujuan utama untuk menanggulangi stunting dan meningkatkan kualitas gizi generasi muda tidak akan tercapai.

Jika hal ini dibiarkan, cita-cita besar Indonesia Emas 2045 akan terancam, karena generasi yang seharusnya tumbuh sehat dan cerdas justru akan kembali menghadapi ketimpangan gizi yang berkepanjangan.

Perhatian Khusus.
Oleh karena itu, kejadian-kejadian tersebut tidak boleh dijadikan alasan untuk menghentikan MBG, melainkan harus dijadikan momentum untuk melakukan evaluasi. kasus keracunan maupun dugaan sabotase harus dijadikan alarm keras agar pemerintah segera memperkuat sistem pengawasan, meningkatkan transparansi, menindak tegas pelaku yang lalai atau sengaja mencoba merusak program.
Meskipun menghadapi berbagai tantangan serius, Program Makan Bergizi Gratis (MBG) harus tetap dilanjutkan karena manfaatnya yang begitu besar bagi generasi mendatang.

Menghentikan program ini sama saja membiarkan ketimpangan gizi terus berlanjut, angka stunting tetap tinggi, dan masa depan anak-anak Indonesia berada dalam ancaman.

Memang, program sebesar ini rentan terhadap kesalahan, seperti kasus keracunan yang sempat terjadi dan bahkan dugaan sabotase yang beredar di masyarakat.

Namun, kesalahan tidak boleh dijadikan alasan untuk menghentikan program, melainkan harus dijadikan momentum untuk melakukan perbaikan sistemik. Justru dengan adanya insiden tersebut, pemerintah dan masyarakat harus semakin serius memperkuat perlindungan terhadap MBG, mulai dari audit independen, pengawasan masyarakat, transparansi, hingga penerapan sistem keamanan pangan yang berlapis.

Dengan demikian, MBG tidak hanya menjadi program bantuan gizi semata, tetapi juga sebuah investasi jangka panjang untuk memastikan setiap anak Indonesia dapat tumbuh sehat, cerdas, dan bahagia, sekaligus menjadi fondasi penting dalam mewujudkan cita-cita Indonesia Emas 2045.

Penulis M. Irvan Syah Putra, SE., M.Si (Mantan Ketua Umum PII Aceh Besar)

%%%%%%%%%%%

Artikel ini merupakan opini penulis, seluruh isi di luar tanggungjawab redaksi, sepenuhnya tanggungjawab penulis

ya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *