BANDA ACEH — Penanews.co.id — Banjir bandang yang melanda Bali pekan ini telah merenggut sedikitnya 18 nyawa, sementara dua orang lainnya masih dinyatakan hilang, menurut keterangan pejabat setempat pada Jumat. Air mulai surut, namun kerusakan yang ditimbulkan cukup parah, terutama setelah sungai-sungai meluap dan menghanyutkan warga.
Dalam artikel yang ditayangkan media yang berkantor pusat di London Inggri Reuters dengan judul “Waters recede in Bali after floods kill 18 people, with two still missing” tanggal 12 September 2025, menjelaskan Hujan lebat yang mengguyur pada Selasa dan Rabu memicu banjir di Denpasar serta enam dari delapan wilayah administratif di pulau tersebut.
Beberapa jalur transportasi utama terputus, termasuk akses menuju Bandara Internasional Ngurah Rai. Tak hanya itu, sejumlah lokasi juga dilanda tanah longsor.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan bahwa korban tewas bertambah dari 16 menjadi 18 orang. Hingga saat ini, tim penyelamat masih berupaya menemukan dua orang yang belum diketahui nasibnya.
Menurut I Nyoman Gede Maha Putra, pakar tata kota dari Universitas Warmadewa, pembangunan yang pesat di Bali belum diimbangi dengan sistem drainase yang memadai.
Ia menilai perencanaan infrastruktur di pulau ini lebih banyak berorientasi pada industri pariwisata dan investasi, tanpa mengantisipasi risiko bencana.
“Perencanaan kota kita belum mengakomodasi potensi bencana alam,” ujarnya kepada Reuters.
“Semua pembangunan infrastruktur diarahkan untuk membuat Bali lebih menarik bagi wisatawan dan investor,” lanjut Nyoman.
Gubernur Bali, I Wayan Koster, seperti dikutip media lokal, mengatakan bahwa alih fungsi lahan bukanlah penyebab banjir di Denpasar minggu ini.
Badan perencanaan pembangunan daerah pemerintah Bali tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Pariwisata merupakan sumber pendapatan utama Bali, dan tahun lalu, terdapat lebih dari 6,3 juta kedatangan wisatawan internasional di pulau itu, menurut data Biro Statistik negara tersebut, melebihi kedatangan wisatawan dari tahun 2019, tahun sebelum pandemi COVID-19 menghentikan pariwisata.
Bali menyumbang lebih dari 40% dari total kedatangan wisatawan Indonesia tahun lalu.[]





