Menag: Agama dan Ilmu Pengetahuan Berperan Membangun Masyarakat Madani

by

JAKARTA – Menteri Agama Nasaruddin Umar mengungkapkan pentingnya peran agama dalam membangun masyarakat madani. Hal ini disampaikan Menag saat menyampaikan orasi ilmiah dalam 2nd Summit Jurnal Ummul Quran yang digelar di Auditorium Wisma Mandiri, Jakarta Pusat.

Menag mengangkat pandangan Cak Nur yang membedakan antara konsep masyarakat madani dan civil society. Menurutnya, istilah civil society lebih tepat diterapkan di masyarakat Barat yang lebih sekuler, sementara di Indonesia, konsep yang lebih sesuai adalah masyarakat madani yang berlandaskan nilai-nilai agama dan budaya lokal.

“Madani itu berasal dari kata mudun atau madina yang berarti manusia beradab. Peradaban besar tidak lahir dari masyarakat nomaden, tetapi dari masyarakat yang menetap secara permanen. Oleh karena itu, untuk membangun masyarakat madani, kita perlu menata kehidupan beragama yang kuat dan berkelanjutan,” kata Menag Nasaruddin, Sabtu (15/03/2025).

Dikatakan Menag, agama memiliki peran yang sangat penting dalam membangun karakter bangsa.

“Kita harus memastikan bahwa ajaran Islam tetap menjadi bagian integral dalam kehidupan masyarakat, bukan sekadar subordinasi dari nilai-nilai lain yang berkembang dalam masyarakat modern,” ujar Menag.

Menag juga menyampaikan pentingnya peran agama dalam kehidupan sosial, tidak hanya sebagai pedoman spiritual, tetapi juga sebagai penggerak perubahan sosial.

“Agama itu harus bisa membetulkan jalan yang menyimpang, meluruskan pemikiran yang bengkok, melembutkan hati yang keras, serta meneguhkan pendirian yang lemah. Jika agama tidak menjalankan fungsi kritisnya, maka ia hanya akan menjadi simbol tanpa substansi,” kata sosok yang juga Imam Besar Masjid Istiqlal ini.

Menurutnya, salah satu tantangan besar dalam menjaga independensi agama adalah bagaimana memastikan bahwa lembaga keagamaan tidak bergantung sepenuhnya pada pemerintah.

“Ketika pemimpin agama atau ormas-ormas Islam terlalu bergantung pada negara, maka jangan harap agama bisa menjalankan fungsi kritisnya secara independen. Ini adalah tantangan besar yang harus kita hadapi bersama,” ucap Menag.

Baca Juga:  Tok!. Biaya Haji 2025 Rp 55,43 Juta

Dalam membangun masyarakat madani, Menag menekankan pentingnya pemberdayaan ekonomi dan peningkatan kualitas pendidikan.

“Ekonomi kita masih menjadi penonton di negeri sendiri. Dalam sektor ilmu pengetahuan, kita juga masih tertinggal. Dari 300 PhD asal Indonesia yang berada di Amerika, hanya satu yang Muslim. Ini menunjukkan bahwa kita harus meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar umat Islam bisa lebih kompetitif di kancah global,” lanjut Imam Besar Masjid Istiqlal tersebut.

Menag menyampaikan bahwa dominasi ilmu-ilmu sosial dan humaniora di kalangan akademisi Muslim perlu diseimbangkan dengan peningkatan keahlian dalam bidang sains dan teknologi.

“Saat ini, 90% PhD umat Islam di Amerika adalah di bidang sosial, politik, dan agama, sementara hanya 10% yang di bidang teknik, kedokteran, dan sains. Padahal, penguasaan ilmu sains dan teknologi adalah kunci untuk menjadi bangsa yang maju,” pungkasnya.[]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *