Anak merupakan anugerah yang paling indah dan berharga yang dikirimkan Allah swt untuk setiap keluarga. Merekalah generasi penerus yang memerlukan perhatian dan pendidikan dari orang tua.
Mengutip Khutbah H Muhammad Faizin, Sekretaris MUI Provinsi Lampung yang dipublish di situs resmi PBNU, menguraikan dengan berbagai keunikan, anak disebutkan dalam Al-Qur’an memiliki 5 tipe atau jenis yang bukan saja mampu mendatangkan hal positif namun bisa juga memunculkan hal negatif. Hal ini menjadi hal yang perlu diperhatikan oleh setiap orang tua Muslim.
Khutbah I
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْإِيْمَانِ وَالْإِسْلَامِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ. وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ. أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ الشَّرَفِ وَالْإِحْتِرَامِ. أَمَّا بَعْدُ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. اِتَّقُوْ اللهَ، وَاعْمَلُوا الصَّالِحَاتِ وَاجْتَنِبُوا الْمُنْكَرَاتِ وَاذْكُرُوا اللهَ فِي أَيَّامٍ مَعْلُوْمَتٍ وَاشْكُرُوْا لِلّٰهِ الَّذِيْ بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ، قَالَ اللهُ تَعَالَى: يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلٰۤىِٕكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَآ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ
Ma’asyiral muslimin, jamaah Jumat rahimakumullah,
Sebagai wujud syukur kita kepada Allah swt seraya berharap segala nikmat senantiasa terus dianugerahkan dalam kehidupan kita, marilah kita menguatkan ketakwaan kepada-Nya dengan menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Takwa mampu menjadi rambu-rambu dalam kehidupan yang akan mengarahkan kita tetap berada di jalan Allah swt. Sehingga takwa harus kita kuatkan di manapun dan kapan pun kita berada, baik dalam kondisi suka maupun duka ataupun sepi maupun ramai.
Rasulullah saw bersabda:
اِتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ
Artinya: “Bertakawalah kepada Allah di mana saja kamu berada. Ikutilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik, niscaya hal itu dapat menghapusnya. Bergaullah dengan sesama manusia dengan akhlak yang baik’,” (HR At-Tirmidzi) Ma’asyiral muslimin, jamaah Jumat rahimakumullah,
Allah telah menganugerahkan nikmat yang tak bisa kita hitung satu-persatu dalam kehidupan ini. Di antara nikmat tersebut adalah anugerah dikaruniakannya keturunan atau anak dalam kehidupan keluarga. Sebagai amanah yang agung dari Allah, kita dipesankan untuk dapat mendidik mereka dengan baik, agar hadirnya buah hati dalam keluarga membawa kemaslahatan, bukan sebaliknya membawa kemudaratan.
Oleh karena itu, pada khutbah kali ini, khatib mengangkat tema khutbah tentang 5 tipikal atau sifat anak yang disebutkan dalam Al-Qur’an. Kelima tipikal ini bisa menjadi pengingat kita agar mampu mengarahkan putra-putri kita menjadi generasi yang selalu diwarnai dengan kebaikan dan menjauhkannya dari keburukan-keburukan. Terlebih di era modern saat ini, di mana perubahan dan dinamika kehidupan berlangsung begitu cepat dan beragam, prinsip mendidik harus dikedepankan agar anak-anak kita menjadi generasi yang baik. Bukan hanya mengajar untuk menjadikan mereka generasi yang pintar.
Tipikal anak yang pertama dalam Al-Qur’an disebut sebagai Qurrata a’yun. Hal ini disebutkan dalam surat Al-Furqan ayat 74 yakni:
رَبَّنا هَبْ لَنا مِنْ أَزْواجِنا وَذُرِّيَّاتِنا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنا لِلْمُتَّقِينَ إِماماً
Artinya: “Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa” (QS al-Furqan [25]: 74).
Qurrata a’yun adalah anak yang mampu menjadi penenang hati, penyejuk jiwa, sekaligus ke depannya mampu menjadi pemimpin orang-orang yang bertakwa. Dalam Kitab Tafsir Muqatil ibn Sulaiman disebutkan bahwa Qurrata a’yun diartikan sebagai anak-anak yang saleh, taat kepada Allah, berbakti kepada orang tua, dan bermanfaat bagi sesama.
Tipikal anak ini tidak hadir ke dunia begitu saja. Untuk mendapatkan anak semacam ini dibutuhkan usaha yang sungguh-sungguh dari orang tua dengan mengasuh, mendidik, dan memberi nafkah dengan rezeki yang halal. Selain ikhtiar lahir, ikhtiar batin jugasangat penting dengan senantiasa mendoakannya.
Ma’asyiral muslimin, jamaah Jumat rahimakumullah,
Tipikal anak yang kedua adalah sebagai perhiasan. Hal itu disebutkan dalam Al-Qur’an surat Al-Kahfi ayat 46:
الْمَالُ وَالْبَنُونَ زِينَةُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَالْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ
Artinya: “Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan,”
Dalam kajian Tafsir Tahlili disebutkan bahwa yang menjadi kebanggaan manusia di dunia ini adalah harta benda dan anak-anak, karena manusia sangat memperhatikan keduanya. Namun Allah menegaskan bahwa keduanya hanyalah perhiasan hidup duniawi, bukan perhiasan dan bekal untuk ukhrawi. Sehingga penting bagi kita untuk menjaga agar perhiasan berupa anak yang kita miliki bisa senantiasa membahagiakan dan memberikan kemaslahatan dalam kehidupan di dunia dan akhirat kita.
Tipikal anak yang ketiga adalah bisa menjadi musuh. Allah berfirman:
يا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْواجِكُمْ وَأَوْلادِكُمْ عَدُوًّا لَكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ وَإِنْ تَعْفُوا وَتَصْفَحُوا وَتَغْفِرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Artinya: “Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. At-Taghabun [64]: 14)
Para ahli tafsir memaknai anak sebagai musuh adalah anak yang memusuhi orang tua, memusuhi kerabatnya bahkan saling gugat dan menyudutkan, akibat hak masing-masing tidak dipenuhi. Ketika orang tua mendidik mereka dengan penuh kasih sayang maka hati mereka akan menyatu dan selalu bersemai kasih sayang yang jauh dari permusuhan. Tipikal anak keempat adalah sebagai fitnah atau ujian. Hal ini termaktub dalam Al-Qur’an surat At-Taghabun ayat 15:
إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ وَاللَّهُ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ
Artinya: “Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar.” Inilah tugas berat orang tua yang telah diingatkan oleh Allah. Jangan sampai anak kita tidak diberi perhatian yang baik. Sehingga bukannya mendatangkan kebaikan, anak bisa menjadi sumber fitnah dan ujian bagi orang tuanya. Naudzubillah mindzalik.
Tentu jika mereka melakukan hal yang tidak baik, orang tua akan ikut terbawa-bawa. Pepatah jawa mengatakan: Anak Polah Wong Tuwo Kepradah (Anak berbuat ulah, orang tua ikut susah). Oleh karena itu mari jaga mereka dengan baik agar tidak menjadi ujian bagi kita.
Tipikal anak yang kelima adalah mereka yang menjadi penghalang dan menjadikan orang tua lalai beribadah. Allah berfirman:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تُلْهِكُمْ اَمْوَالُكُمْ وَلَآ اَوْلَادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللّٰهِۚ وَمَنْ يَّفْعَلْ ذٰلِكَ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْخٰسِرُوْنَ
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah harta bendamu dan anak-anakmu membuatmu lalai dari mengingat Allah. Siapa yang berbuat demikian, mereka itulah orang-orang yang merugi.” (QS Al-Munafiqun: 9)
Allah mengingatkan bahwa kesibukan mengurus harta benda dan memperhatikan persoalan anak-anak jangan membuat manusia lalai dari kewajibannya kepada Allah atau bahkan tidak menunaikannya. Terlebih harus dihindari memiliki anak yang menghalangi orang tua untuk beribadah. Justru kita harus mencetak generasi yang cinta dengan ibadah sebagai misi utama diciptakannya manusia di dunia.
Ma’asyiral muslimin, jamaah Jumat rahimakumullah,
Demikianlah 5 tipikal anak yang disebutkan dalam Al-Qur’an yang harus kita perhatikan. Semoga kita mampu dan dikarunia anak yang memiliki tipikal pertama dan kedua yakni penyejuk mata dan menjadi perhiasan yang membahagiakan orang tua. Semoga Allah menjauhkan anak-anak kita dari tipikal anak ketiga, keempat, dan kelima yakni anak-anak yang menjadi musuh orang tuanya, mendatangkan fitnah dan ujian, serta menjadi penghalang ibadah orang tuanya. Amin.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ ثُمَّ الْحَمْدُ لِلّٰهِ. أَشْهَدُ أنْ لآ إلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يٰأَ يُّها الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْياءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اَللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ
اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ وَاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
عٍبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشَاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ