Momentum Idul Fitri, Merawat Ketaatan, Bukan sekedar Euforia Semu

by

BANDA ACEH – Kepala Kantor Kementerian Agama Aceh Barat, H Abrar Zym SAg MH mengingatkan umat Islam agar menjadikan momentum Idul Fitri nantinya sebagai wadah merawat ketaatan kepada Allah, bukan sekadar perayaan sesaat. Semangat ibadah yang telah dibangun selama Ramadhan harus tetap dijaga setelah bulan suci berlalu.

“Allah berfirman dalam Al-Baqarah ayat 185, setelah menyempurnakan puasa, kita diperintahkan bertakbir dan bersyukur. Ini menunjukkan Idul Fitri bukan hanya perayaan, tetapi juga refleksi dari ibadah yang telah kita jalani,” ujar Abrar Zym dalam Ceramah Ramadhan di Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, Sabtu (28/03/2025) malam.

Abrar mengutip hadist yang diriwayatkan Jabir bin Abdillah, bahwa celakalah seseorang yang tidak mendapatkan ampunan selama Ramadhan. Hal ini, menjadi peringatan bagi setiap muslim supaya tidak menyia-nyiakan kesempatan mendapatkan rahmat dan maghfirah Allah.

“Takbir yang dikumandangkan sejak malam Idul Fitri menjadi simbol kemenangan atas geliat nafsu. Takbir mengajarkan kita tidak ada yang lebih besar dari Allah, termasuk urusan dunia yang sering melalaikan kita dari ibadah,” imbuhnya.

Abrar Zym juga menyoroti fenomena pasca Ramadhan, banyak orang kembali pada kebiasaan lama dan melupakan semangat ibadah yang telah dijalani. Ia menegaskan, tanda diterimanya amal seseorang ketika kebiasaan baik dari Ramadhan terus berlanjut.

Selain itu, ia mengingatkan pentingnya menjaga hubungan sosial setelah Ramadhan, seperti silaturahim dan berbakti kepada orang tua.

“Anak mana yang tidak celaka jika di hari raya justru tidak membahagiakan orang tuanya. Berbakti kepada orang tua bukan hanya dengan kata-kata, tetapi juga dengan perhatian dan kasih sayang,” tegasnya.

Terkait euforia belanja menjelang Idul Fitri, Abrar Zym menyoroti kebiasaan sebagian masyarakat yang lebih sibuk dengan urusan duniawi daripada menjaga keselarasan antara ibadah spiritual dan sosial.

Baca Juga:  Hukum Berhubungan Seksual dengan Boneka Seks

“Jangan sampai di akhir Ramadhan kita lebih sibuk memborong barang di pasar sementara ibadah kita terlupakan. Ramadhan mengajarkan keseimbangan dan itu harus kita pertahankan,” ujarnya.

Ia berharap Idul Fitri menjadi titik awal meningkatkan kualitas ibadah dan kepedulian sosial, bukan hanya momen seremonial yang berlalu hampa.

“Semoga Allah menerima amal ibadah kita dan menjadikan kita hamba yang lebih baik setelah Ramadhan,” pungkas salah satu Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Aceh ini.(Juhaimi Bakri)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.