BANDA ACEH — Penanews.co.id — Ketua Komisi C Bidang Dakwah dan Keluarga, MPU Banda Aceh, Tgk. H. Umar Rafsanjani, mengatakan bahwa dalam konteks masyarakat Aceh yang kaya akan tradisi dan budaya serta prinsip keagamaan yang kental, penting untuk selalu mengingat dan mematuhi prinsip-prinsip agama Islam.
Pernyataan tersebut disampaikan setelah viralnya video yang memperlihatkan Istiati Wulandari atau Rara pawang hujan melakukan ritual di Stadion Harapan Bangsa (SHB) Banda Aceh pada Selasa, 27 Agustus 2024.
“Praktik ini pasti menjadi perdebatan dalam masyarakat karena dianggap bertentangan dengan prinsip tauhid dalam Islam,” ujarnya, Rabu (28/8/2024).
Tgk. H. Umar Rafsanjani juga mempertanyakan siapa yang memberikan izin untuk ritual tersebut, apakah Pemerintah Aceh mengetahui hal ini, dan jika iya, mengapa ritual tersebut tidak dilarang.
“Atau pawang itu kiriman pemerintah pusat? Jika benar, maaf, Aceh tidak perlu pawang hujan. Kami masih percaya pada Malaikat Mikail untuk mengatur rezeki, termasuk hujan. Ini adalah pelecehan bagi Aceh. Jika pawang itu masih ada di Aceh, pulangkan saja!,” tegasnya.
Islam mengajarkan bahwa hanya Allah yang memiliki kekuasaan mutlak atas segala sesuatu, termasuk cuaca dan hujan.
Mempercayai atau mengandalkan pawang hujan untuk mempengaruhi cuaca dianggap sebagai bentuk penyekutuan terhadap kekuasaan Allah, yang dikenal sebagai syirik.
“Syirik adalah pelanggaran serius dalam agama Islam karena menganggap adanya kekuatan lain yang dapat mempengaruhi takdir dan kehendak Allah,” jelasnya.
Dalam ajaran Islam, kata dia, kita diajarkan untuk bergantung sepenuhnya pada Allah dalam segala hal. Kita harus yakin bahwa Allah-lah yang mengatur dan menentukan segala sesuatu, termasuk hujan yang sangat penting bagi kehidupan kita.
“Ketika kita menghadapi masalah atau kebutuhan, seharusnya kita memohon kepada Allah dan berdoa agar diberikan solusi terbaik sesuai kehendak-Nya,” tuturnya.
Karena itu, ia mengatakan seluruh masyarakat untuk menegakkan keyakinan pada Allah dan menjauhi praktik yang dapat mengarah pada syirik. Lebih lanjut kata dia, kita harus mengingatkan diri sendiri dan orang lain tentang pentingnya menjaga keimanan dan hanya bergantung pada kekuasaan Allah dalam setiap aspek kehidupan.
Apalagi di Aceh ada regulasi Syari’at Islam. Dengan memahami dan mempraktikkan ajaran Islam secara benar, kita dapat memastikan bahwa tradisi dan budaya yang kita lestarikan di Aceh tetap sejalan dengan keyakinan agama kita.
“Semoga kita semua diberikan petunjuk dan kekuatan untuk senantiasa mengikuti jalan yang benar sesuai ajaran Islam, dan semoga Allah mengampuni kita semua,” tutupnya.[]