Nafas Sang Nabi: Teladan Kehidupan Berbangsa dan Beragama

by
by

Ilustrasi: Cover Buku “Nafas Sang Nabi” (NU Online – Ahmad Muntaha AM).


JAKARTAPenanews.co.id — Akhir-akhir ini seiring berkembangnya teknologi, ilmu pengetahuan dan informasi juga semakin mudah dan cepat diakses, termasuk ilmu agama yang tersebar luas di dunia maya. Namun disayangkan, muncul orang-orang yang menyebarkan pemahaman yang meresahkan.  

Caci maki dan perkataan kasar begitu mudah keluar dari mulut mereka. Tindak kekerasan mereka sebut sebagai jihad. Begitu mudah mereka menyalahkan orang lain yang tidak sejalan. Bahkan mereka menyatakan negara Indonesia tidak sesuai dengan ajaran Islam.  

Menyikapi fenomena tersebut, semangat memahami agama melalui teladan sikap dan kepribadian Rasulullah saw perlu digelorakan. Bagaimana ajaran Islam yang baik dapat dipelajari secara cermat melalui sepak terjangnya dalam menjalani aktivitas sehari-hari, karena beliau adalah teladan terbaik umat manusia.

Sejarah kehidupan Nabi saw merupakan mata air yang menyegarkan keimanan, menyalakan semangat Islam dalam hati dan jiwa, serta menjadi inspirasi bagi umat manusia untuk bangkit dari keterpurukan.  

Namun demikian, mungkin ada sebagian orang yang meragukan apakah sosok Nabi Muhammad saw masih relevan dijadikan panutan di zaman modern, masa ketika dunia terpetak-petak dalam negara dan bangsa, padahal era beliau sudah lewat ratusan tahun?

Menjawab pertanyaan itu Pondok Pesantren Lirboyo, melalui Wisudawan Mahasantri Ma’had Aly 2022-2023 menerbitkan buku dengan tema relasi agama dan negara yang berjudul, “Nafas Sang Nabi: Menghayati Kehidupan Rasulullah saw dalam Beragama dan Berbangsa”.  

Dalam buku karya Tim KLASIK (Kajian Intelektual Khazanah Islam Dinamika Kekinian) Wisudawan Mahasantri Ma’had Aly Lirboyo, Tahun Akademik 2022-2023 ini dikupas jejak kehidupan Rasulullah saw khususnya dalam aspek kehidupan beragama dan berbangsa, untuk membuktikan bahwa beliau benar-benar manusia sempurna, serta teladan utama dan terbaik umat manusia yang tak lekang oleh waktu.

Baca Juga:  Khutbah Jumat: Ramadhan Momentum Tumbuhkan Jiwa Kepedulian

KH Said Aqil Sirodj dalam kata pengantar buku memberikan apresiasi, buku ini dapat menjadi terobosan yang sangat baik dan ideal dalam memperkuat dan mendukung nilai-nilai kebangsaan yang terkandung dalam Piagam Madinah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara rakyat Indonesia.  

KH Yahya Cholil Staquf dalam kata pengantar atas buku mengungkpan rasa bangga atas terbitnya buku ini. Selain itu, ia juga berharap agar buku ini dapat menjadi berkah, memberikan manfaat bagi penulis dan para pembaca, serta memudahkan kita semua untuk semakin memahami dan mengikuti jejak Rasulullah saw. sang pembawa rahmat.

Isi Buku Nafas Sang Nabi Secara garis besar, buku ini mengetengahkan enam pembahasan. Sebagai pembukaan, pada Bab I dipaparkan misi profetik diutusnya Nabi Muhammad saw. yang tidak hanya sebagai pembawa risalah, melainkan juga sebagai pembawa rahmat yang universal, kasih sayang yang mencakup seluruh kalangan.  

Keluasan kasih sayang beliau dibahas secara runtut, mulai dari lingkup terkecil, yakni keluarga, hingga lingkup terbesar yaitu terhadap binatang, lingkungan, dan alam semesta. Di bab ini tampak bahwa Nabi saw adalah sosok yang mengedepankan kasih sayang.  

Dalam Bab II Politik Kebangsaan, dibahas secara mendalam kepribadian Rasulullah saw sebagai pemimpin besar yang berhasil mempersatukan Jazirah Arab yang terpecah-belah oleh sekat-sekat kesukuan dan fanatisme kekabilahan yang tinggi di bawah satu tampuk kepemimpinan. Selain itu, disampaikan pula kepiawaian Nabi saw dalam mengatur dan mengelola negara.  

Sebagi kontekstualisasi dari teladan Nabi saw pada bab ini diutarakan pula bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan manifestasi rahmat yang tidak perlu diotak-atik, bahkan direkonstruksi ulang sistem ketatanegaarannya, sebab dasar negara seperti Pancasila serta simbol-simbol kenegaraan Indonesia tidaklah  bertentangan dengan agama Islam.

Norma-norma dakwah menempati Bab III. Dewasa ini, suara para pendakwah dengan lantang terdengar di mana-mana. Namun sayangnya, tidak sedikit muatan dakwah dicemari oleh unsur provokaai, saling menyalahkan, ujaran kebencian, bahkan cacian terhadap pemerintah. Karenanya, demi merefleksikan kembali dakwah yang ideal, pada bab ini dikupas bagaimana dakwah ala Nabi saw yang santun, lemah lembut, dan penuh belas kasih.

Baca Juga:  Khutbah Jumat: Menjemput Lailatul Qadar dengan Ibadah secara Optimal

Tidak hanya itu, berbagai problematika dakwah masa kini seperti dakwah dengan modal satu ayat, dakwah radikal, hingga pencekalan sosok pendakwah yang menimbulkan kontroversi, juga dibahas dalam bab ini.  

Pada Bab IV ditampilkan sisi humanis dan relasi sosial Rasulullah saw. Bagaimana beliau bersikap toleran, melindungi etnis minoritas, anti diskriminasi, serta menjadi pionir utama perdamaian. Selain itu, dijelaskan pula interaksi sosial Rasulullah saw dengan sesama muslim maupun dengan nonmuslim.  

Selanjutnya Bab V menuturkan pemahaman jihad. Hari-hari ini, tidak sedikit orang yang salah dalam memahami jihad, bahkan dari kalangan Muslim sendiri. Untuk meluruskan pemahaman yang melenceng, bab ini mengkaji apakah jihad yang sebenarnya, mulai dari tujuan jihad, tahapannya, klasifikasinya; mulai dari jihad melawan hawa nafsu, jihad melawan kebodohan, jihad memakmurkan kehidupan masyarakat, dan jihad bersenjata.

Berbagai macam penyematan status syahid dan bagaimana perlakuan Nabi saw terhadap budak juga dibahas dalam bab ini. Dari bab ini akan dipahami bahwa pada hakikatnya makna jihad tidak sesempit yang kerap dikoar-koarkan oleh kelompok radikal.

Sementara Bab VI menjelaskan bagaimana pengaruh Nabi saw dalam perkembangan peradaban dan ilmu pengetahuan dalam sejarah panjang umat manusia. Bab ini hadir sebagai tanggapan atas perkembangan ilmu pengetahuan. Bab ini juga menguraikan konsep pendidikan ala Rasulullah saw. Diakui atau tidak, peran Nabi sawsebagai sosok pendidik sedikit banyak telah memberikan sumbangsih terhadap metode pendidikan modern. Selain itu, juga dibahas bagaimana peran Nabi saw dalam dunia medis dan perkembangan teknologi.  

Buku ini telah menelusuri mata air keteladanan Rasulullah saw bukan hanya dalam konteks keberagamaan saja, tetapi juga mencakup kebangsaan dan sosial, agar dapat menjadi referensi keteladanan.  

Buku ini memiliki beberapa kelebihan dibanding buku sejenis lainnya. Selain sarat literatur ulama Salaf sebagai ciri khas karya ilmiah terbitan Lirboyo, setiap materi buku ini juga disusun dengan sistematis dan komprehensif.   

Baca Juga:  Abu Bakar Mureh, JCH Asal Pidie Jaya Jemaah Tertua Dari Aceh ke Tanah Suci

Buku yang lahir dari rahim pesantren Salaf ini memberikan sudut pandang yang berbeda, yakni kontekstualisasi ajaran Rasulullah saw di era kini dalam bingkai beragama dan berbangsa.  

Tema yang diulas dalam karya ini merupakan respon pesantren atas munculnya ragam problematika yang merusak keberagamaan dan kebangsaan, khususnya di Indonesia.  

Setelah menelaahnya pembaca dapat meneladani Rasulullah saw dari sisi kehidupan berbangsa dan beragama.

Identitas Buku Judul Buku: Nafas Sang Nabi: Menghayati Kehidupan Rasulullah saw dalam Beragama dan Berbangsa Penulis: Tim KLASIK (Kajian Intelektual Khazanah Islam Dinamika Kekinian) Wisudawan Mahasantri Ma’had Aly Lirboyo, Tahun Akademik 2022-2023 Tahun: 2022 Penerbit: Lirboyo Press​​​​​​​Tebal: xxxix + 360 hlm​​​​​​​ 

Muhammad Ryan Romadhon, Alumni Ma’had Aly Ponpes Al-Iman Bulus Purworejo

Sumber dilansir NU online tanpa editan

Baca juga; 21 Komponen Komputer, berikut Fungsinya

Baca juga; Kecewa, Relawan Prabowo Pindah Dukungan ke Anies di Pilpres 2024

Baca juga; Kampus Merdeka Terjajah Pinjol, kata Dedi Iskandar soal Polemik bayar UKT dengan Fintech

Baca juga; THN AMIN Sumut: Jokowi Sangat Memalukan

Baca juga; Berlebihan; Tanggap TKD Prabowo-Gibran Sumut atas pernyataan THN AMIN Sebut Jokowi Memalukan

Baca juga; Nila Rufaidah Secara Aklamasi Terpilih Kembali sebagai Ketua INI Aceh

BACA SELENGKAPNYA KLIK DISINI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *