Pakar PBB mengutuk serangan yang ‘mengganggu’ kerja jurnalis di Gaza

by
by

Kerabat, kolega, dan orang-orang terkasih jurnalis TV Al-Quds Cebr Abu Hedrus, yang tewas dalam serangan Israel, menghadiri pemakamannya di Deir el-Balah, Gaza, 30 Desember 2023 [File: Ashraf Amra/Anadolu Agency]


Para pejabat berpendapat bahwa penargetan jurnalis mungkin merupakan ‘strategi yang disengaja oleh pasukan Israel’ untuk membungkam pemberitaan.

JENEWAPenanews.co.id — Korban terus berjatuhan memasuki hari ke 119 perang di gaza, tidak hanya pihak sipil yang tak berdosa, awak mediapun tidak luput jadi korban pembunuhan kebengisan penjajahan Israel.

Dilansir Al-Jazeera, Pakar PBB mengutuk serangan mematikan terhadap  jurnalis dan pekerja media di Gaza , dan menyerukan Israel untuk mengizinkan jurnalis memasuki wilayah yang terkepung dan memastikan perlindungan mereka.

Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada hari Kamis, para ahli menggambarkan perang di Gaza sebagai “konflik paling berbahaya bagi jurnalis dalam sejarah terkini”.

“Kami telah menerima laporan-laporan yang meresahkan bahwa, meskipun mereka dapat diidentifikasi dengan jelas menggunakan jaket dan helm bertanda ‘pers’ atau bepergian dengan kendaraan pers yang diberi tanda jelas, para jurnalis telah diserang, yang tampaknya menunjukkan bahwa pembunuhan, cedera, dan penahanan adalah sebuah tindakan yang tidak manusiawi. strategi yang disengaja oleh pasukan Israel untuk menghalangi media dan membungkam pemberitaan kritis,” kata mereka.

Para ahli tersebut antara lain Irene Khan, pelapor PBB untuk kebebasan berekspresi; Francesca Albanese, pelapor PBB untuk Palestina; dan Morris Tidball-Binz, pelapor PBB untuk pembunuhan di luar proses hukum.

Mengutip laporan PBB, pernyataan itu mengatakan lebih dari 122 jurnalis dan pekerja media telah terbunuh di Gaza sejak pecahnya perang. Empat jurnalis Israel tewas dalam serangan 7 Oktober, dan tiga jurnalis Lebanon tewas dalam penembakan Israel.

“Kami memberikan penghormatan khusus kepada keberanian dan ketangguhan para jurnalis dan pekerja media di Gaza yang terus mempertaruhkan nyawa mereka setiap hari dalam menjalankan tugas, sembari juga menanggung kesulitan besar dan kehilangan tragis rekan kerja, teman, dan keluarga di Gaza. salah satu konflik paling berdarah dan paling kejam di zaman kita,” kata para ahli.

Baca Juga:  Warga Palestina meninggal setelah 38 tahun di penjara Israel

Para pejabat PBB menggarisbawahi kasus kepala biro Al Jazeera di Gaza Wael Dahdouh, yang istrinya Amna, putra Mahmoud, putri Sham dan cucu Adam tewas dalam serangan udara Israel pada bulan Oktober.

Dahdouh kemudian terluka dalam serangan pesawat tak berawak Israel yang menewaskan rekannya, juru kamera Al Jazeera Samer Abudaqa . Bulan lalu, putra sulungnya,  Hamzah – seorang jurnalis yang bekerja untuk Al Jazeera – tewas dalam serangan Israel bersama sesama jurnalis Mustafa Thuraya.

“Jurnalis berhak mendapatkan perlindungan sebagai warga sipil berdasarkan hukum humaniter internasional. Serangan yang ditargetkan dan pembunuhan jurnalis adalah kejahatan perang,” kata para pakar PBB. Mereka menyerukan penyelidikan yang tidak memihak atas pembunuhan jurnalis.

Kelompok kebebasan pers telah memperingatkan tentang adanya penargetan terhadap jurnalis di Gaza.

Selain pembunuhan terhadap jurnalis, pekerja media di wilayah pendudukan Palestina juga menjadi sasaran serangan dan tindakan keras yang meningkat oleh Israel selama beberapa bulan terakhir.

Menurut Komite Perlindungan Jurnalis, sebuah badan pengawas yang berbasis di New York, 25 jurnalis telah ditangkap di Israel dan wilayah Palestina sejak 7 Oktober.

Yang lainnya mengalami “ serangan , ancaman, serangan siber, dan sensor”, kata kelompok tersebut.

Serangan terhadap jurnalis di Gaza terjadi di tengah kekerasan yang lebih luas terhadap wilayah Palestina. Para pejabat PBB dan kelompok bantuan mengatakan bahwa konflik tersebut merupakan salah satu konflik yang paling merusak di zaman modern.

Israel telah membunuh lebih dari 27.000 warga Palestina sejak 7 Oktober, meratakan sebagian besar wilayah tersebut seiring dengan serangan militernya.

“Kehancuran besar-besaran di Gaza dan jumlah korban sipil dalam waktu singkat benar-benar belum pernah terjadi sebelumnya selama mandat saya,” kata Sekjen PBB Antonio Guterres bulan lalu.[]

Sumber Dilansir Al Jazeera

Baca juga; Perang Gaza hari ke-118; berikut daftar peristiwa pentin

Baca juga; Palestina tuntut penyelidikan internasional setelah ditemukan kuburan massal di Gaza

Baca juga; PLO kecam AS atas persetujuan rancangan Undang-undang yang melarang Anggotanya memasuki Amerika

Baca juga; Brigade al-Qassam menghadang pasukan IOF di Tubas

Baca juga; Jam-jam berikutnya sangat menegangkan – Perkembangan terkini Pembicaraan Gencatan Senjata Perang Gaza

Baca juga; Puluhan Warga Palestina Tewas dan Terluka dalam serangan Zionis Israel dari Udara, Darat dan Laut

BACA SELENGKAPNYA KLIK DISINI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *