Jakarta, Penanews.co.id – Pakar psikologi forensik Reza Indragiri Amriel mengatakan kesaksian Putri Candrawathi, tidak masuk akal. Sebab, kata dia, tidak mungkin bagi orang yang baru mengalami kekerasan seksual bisa langsung berpikir jernih dan merencanakan tindakan.
Reza mengomentari salah satu poin kesaksian yang disampaikan Putri pada persidangan 11 Januari 2023. Ia mengatakan kesaksian Putri yang meminta Brigadir Yosua mengundurkan diri setelah mencoba rudapaksa dirinya dan mencoba meredam amarah Kuat Ma’ruf tidak masuk akal.
“Rasional sekaligus tangguh sekali PC ini. Namun, di situlah letak tidak rasional kesaksiannya,” kata dia melalui keterangan tertulis, dilansir dari tempo.co.
Argumentasi tersebut, Reza mengungkapkan berasal dari hasil pemeriksaan ahli dari Asosiasi Psikologi Forensik terhadap Putri yang menyebutkan dia mengalami freeze atau tonic immobility. Ia mengatakan pada saat-saat tersebut, otak mengalami lumpuh pada predrontal cortex sehingga proses berpikir akan terganggu.
“Ketika bagian otak itu lumpuh, maka korban pemerkosaan tidak mampu berpikir. Jangankan menggerakan tubuh untuk lari atau melawan, berpikir pun otak tidak sanggup,” ujar dia.
Reza pun membicarakan skenario bilamana istri Ferdy Sambo itu memiliki kemampuan otak yang bisa segera pulih. Ia mengatakan hal itu tetaplah mustahil untuk terjadi.
“Anggaplah otak PC ibarat komputer canggih, pertanyaannya adalah berapa waktu yang dibutuhkan PC agar bisa pulih dan melakukan langkah mitigasi tersebut,” kata Reza.
Menurut penelitian, Reza mengatakan riset yang dilakukan pada 298 korban perkosaan menemukan waktu pulih bisa berlangsung antara 2 hingga 37 hari. Berarti, kata dia, korban perlu setidaknya 19,1 hari agar freeze yang dialami bisa tuntas.
“Untuk PC sendiri tampaknya bisa puih dalam hitungan menit dan langsung bisa berpikir bagaimana mitigasi pascatindakan perkosaan tersebut,” ujar dia.
Putri Candrawathi menjalani pemeriksaan sebagai terdakwa kasus pembunuhan berencana Brigadir Yosua pada Selasa, 11 Januari 2023. Dalam keterangannya, Putri tetap menyatakan bahwa dia telah mengalami pelecehan seksual.
Dalam sidang itu, Majelis hakim heran mengapa Putri Candrawathi langsung menyuruh Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J tidak lama setelah ia diperkosa di rumah Magelang pada 7 Juli 2022.
Hakim Anggota Morgan Simanjuntak menanyakan Putri Candrawathi berapa lama ia berbicara dengan Yosua di dalam kamar lantai dua setelah kejadian pemerkosaan. Putri mengaku tidak bisa memastikan waktu, tetapi ia mengatakan hanya sebentar.
“Tadi kamu terangkan bahwa di situ kamu minta Yosua supaya resign, betul?” tanya Hakim Morgan saat memeriksanya sebagai terdakwa, Rabu, 11 Januari 2023.
“Betul Yang Mulia,” jawab Putri.
“Kenapa harus langsung? Kenapa tidak melalui si Ricky, kenapa tidak melalui siapalah? Kenapa manggil dia ‘eh kamu resign!’ kenapa?” tanya hakim.
Dalam Berita Acara Pemeriksaan Tambahan Putri Candrawathi yang ditandatangani pada 9 September 2022 dan dilihat Tempo, Putri sempat bercakap dengan Yosua setelah tuduhan pelecehan seksual yang diklaim Putri dilakukan Yosua.
Ia mengatakan saat itu ia berada di kamar lantai dua dan meminta Ricky Rizal untuk memanggil Yosua ke kamar. Kemudian Ricky dan Yosua naik ke kamar lantai dua. Putri mengaku menenangkan Yosua agar tidak terjadi keributan.
“Yang saya katakan saat itu, ‘saya mengampuni perbuatanmu yang keji terhadap saya, tapi saya minta kamu untuk resign’,” kata Putri dalam BAP-nya.