Patwal RI 36 Disorot, Ketua BPI KPNPA RI: Pengawalan Tak Mendesak Harus Dievaluasi

by -18 Views
Ketua Umum BPI KPNPA RI, Rahmad Sukendar, SH, MH

TANGERANG SELATAN – Ketua Umum Badan Peneliti Independen (BPI KPNPA RI), Rahmad Sukendar, menyoroti penggunaan patroli pengawal (patwal) untuk kendaraan dinas dengan pelat RI 36 yang digunakan oleh Utusan Khusus Presiden Bidang Pembinaan Generasi Muda dan Pekerja Seni, Raffi Ahmad.

Polemik ini mencuat setelah sebuah video viral di media sosial X (sebelumnya Twitter) memperlihatkan seorang petugas patwal menunjuk-nunjuk sopir taksi di tengah kemacetan di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta.

Rahmad Sukendar menyatakan bahwa penggunaan patwal sebaiknya dibatasi untuk pejabat dengan tugas kenegaraan yang benar-benar mendesak.

“Sebaiknya patwal untuk utusan khusus Presiden ditiadakan karena tidak memiliki urgensi tinggi. Kita semua adalah pengguna jalan yang sama dan harus menikmati situasi jalan dengan adil, tanpa pengistimewaan seperti pengawalan,” ujarnya dalam keterangan pers pada Jumat (17/1/2025).

Rahmad menambahkan, pengawalan seperti ini seharusnya diprioritaskan bagi Presiden, Wakil Presiden, atau pejabat yang terlibat langsung dalam keamanan nasional.

“Kami berharap penggunaan patwal bagi utusan Presiden dapat ditinjau ulang,” tegasnya.

Kronologi Kejadian

Raffi Ahmad, sebagai pemilik kendaraan dinas dengan pelat RI 36, menjelaskan bahwa kejadian tersebut bermula saat mobil dinasnya berada di belakang taksi Alphard hitam. Di depan taksi tersebut, sebuah truk berhenti, menyebabkan lalu lintas tersendat.

“Taksi itu mencoba mengambil jalur kanan tetapi hampir menyerempet mobil lain, lalu pengemudi kedua kendaraan itu saling beradu argumen,” ungkap Raffi dalam keterangannya, Sabtu (11/1/2025).

Melihat situasi yang memanas dan lalu lintas yang padat, petugas patwal langsung menegur sopir taksi dengan gestur yang terlihat dalam video viral. Teguran tersebut bertujuan mengurai kemacetan yang terjadi di lokasi.

“Petugas patwal khawatir situasi tersebut menimbulkan kemacetan lebih parah. Karena itu, mereka meminta pengemudi segera maju dengan mengatakan, ‘Sudah, maju, Pak,’” jelas Raffi.

Baca Juga:  Kang Tebe Apresiasi Kejari Serang Tahan Tersangka Kasus Korupsi Penyewaan Aset Stadion

Respons Publik dan Evaluasi Patwal

Video viral ini memicu kritik publik terkait perilaku petugas patwal yang dianggap arogan. Rahmad Sukendar menilai insiden ini sebagai momentum untuk mengevaluasi penggunaan patwal demi menjaga profesionalisme aparat dan keadilan di jalan.

“Kami melihat banyak penggunaan Patwal di Jalanan hanya gagah gagahan saja sehingga Pengguna jalan menjadi terganggu dan harus nya diperlakukan setara. Jangan sampai fasilitas negara seperti patwal justru menimbulkan ketidakpuasan masyarakat,” pungkas Rahmad. (Chaidr]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *