JAKARTA — Perang saudara yang terus berlangsung di Negara tetangga Republik Indonesia, Myanmar kembali memakan korban. Serangan udara yang dilancarkan oleh junta militer Myanmar dilaporkan menewaskan sedikitnya 15 warga sipil dan melukai 10 lainnya.
Serangan tersebut terjadi pada Sabtu sekitar pukul 11:00 waktu setempat, Jet tempur membombardir sebuah pasar di daerah pertambangan emas di negara bagian Kachin utara. Junta sendiri memang telah dituduh melakukan beberapa serangan terhadap sasaran sipil saat berjuang untuk meredakan perlawanan terhadap kudeta sejak 2021.
“Semua yang tewas adalah warga sipil termasuk penambang emas dan pemilik toko lokal,” kata Kolonel Naw Bu, juru bicara kelompok anti pemerintah junta, Tentara Kemerdekaan Kachin (KIA), Senin (13/1/2025), Melansir AFP, dikutip CNBC Indonesia,
KIA, yang dapat mengerahkan sekitar 7.000 pejuang, telah bertempur melawan militer selama beberapa dekade untuk mendapatkan otonomi dan kendali atas sumber daya lokal di negara bagian Kachin.
Negara bagian ini merupakan rumah bagi tambang batu giok besar dan unsur tanah berat langka, yang sebagian besar diekspor ke China.
Lebih lanjut Naw Bu mengatakan serangan itu terjadi di area pertambangan di Kotapraja Tanaing, di bagian barat negara bagian tersebut. Gambar dari media lokal menunjukkan kawah besar di tengah area yang benar-benar rata dan dipenuhi puing-puing.
Seorang penduduk kota yang menolak disebutkan namanya mengatakan kepada AFP bahwa tiga dari 10 orang yang terluka telah meninggal. KIA menguasai sebagian besar wilayah negara bagian Kachin yang mayoritas beragama Kristen, rumah bagi tambang batu giok terbesar di dunia.
Wilayah tersebut telah menyaksikan pertempuran sengit setelah kudeta 2021. Di mana junta menuduh KIA mempersenjatai dan melatih Pasukan Pertahanan Rakyat yang lebih baru yang telah muncul untuk memerangi junta.
Sementara itu, secara terpisah, Tentara Arakan melaporkan bahwa junta telah menjatuhkan 15 bom selama tiga serangan pada hari Sabtu di sebuah pasar umum di kota Kyauktaw di Negara Bagian Arakan. Dikatakan bahwa beberapa warga sipil telah tewas dan yang lainnya terluka, tetapi tidak menyebutkan berapa jumlahnya.
Tentara Arakan terlibat dalam pertempuran sengit dengan militer untuk menguasai Rakhine. Junta militer Myanmar sama sekali belum mengonfirmasi pemberitaan ini.[]