
JAKARTA – PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) (IDX: PGEO) mencatatkan pendapatan tertinggi sepanjang sejarah perusahaan sebesar US$407,12 juta (Rp6.717,5 miliar) pada 2024. Angka ini meningkat tipis dibanding realisasi 2023 sebesar US$406,29 juta, didorong permintaan energi bersih yang terus tumbuh di Indonesia.

Berdasarkan laporan keuangan konsolidasian auditan yang dipublikasikan hari ini, laba bersih PGE pada 2024 mencapai US$160,30 juta atau setara Rp2,6 triliun (kurs Rp16.500/US$). Meskipun mengalami sedikit penurunan dari US$163,57 juta pada tahun sebelumnya, perusahaan tetap mempertahankan profitabilitas, efisiensi biaya, dan arus kas operasional yang kuat.

Direktur Utama PGE Julfi Hadi mengakan , pencapaian ini merupakan pendapatan tertinggi sepanjang sejarah yang dukung peningkatan kinerja operasional di sejumlah wilayah kerja panas bumi.

“Pada 2024, PGE berhasil mencatat produksi listrik dan pendapatan tertinggi sepanjang sejarah, yang didukung oleh peningkatan kinerja operasional di beberapa wilayah kerja panas bumi,”” ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (25/3).
Selain faktor permintaan, pertumbuhan pendapatan juga dipicu optimalisasi lapangan panas bumi seperti Ulubelu, Karaha, dan Lahendong. PGE mengklaim kapasitas terpasang pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) mereka mencapai 1.877 MW per akhir 2024, berkontribusi pada 82% pasokan energi panas bumi nasional.
Sementara itu, Direktur Keuangan PGE Yurizki Rio, menambahkan, “PGE tetap fokus pada pengelolaan keuangan yang prudent dan optimal untuk memastikan keberlanjutan investasi dalam pengembangan proyek panas bumi baru dan peningkatan kapasitas produksi. Memang beban operasi meningkat, tetapi ini merupakan bagian dari investasi strategis untuk memperkuat fondasi pertumbuhan jangka panjang dan mendukung ekspansi kapasitas lebih besar ke depan.”
Beban pokok pendapatan meningkat menjadi US$164,89 juta dari US$158,35 juta di tahun sebelumnya, seiring dengan ekspansi kapasitas. Namun, arus kas operasional yang meningkat dari US$255,19 juta di 2023 menjadi US$258,29 juta di 2024 mencerminkan stabilitas pendapatan dan efektivitas pengendalian biaya. Sementara itu, peningkatan aset dan pengelolaan liabilitas yang lebih baik juga menjadi indikator positif kinerja perusahaan.

Lebih lanjut, pada tahun 2024, PGE mencatat peningkatan produksi di berbagai wilayah, termasuk Kamojang (+5,36% YoY), Lahendong (+0,40%), dan Lumut Balai (+2,72% YoY). Secara keseluruhan, produksi listrik mencapai 4.827,22 GWh, meningkat 1,96% dibandingkan tahun sebelumnya, mencerminkan stabilitas dan efisiensi operasional.
Total aset PGE meningkat dari USD2,96 miliar pada 2023 menjadi USD2,99 miliar di 2024,menandakan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan. Di sisi lain, liabilitas berhasil ditekan dari USD992,89 juta menjadi USD988,65 juta, menunjukkan upaya efisiensi dalam pengelolaan utang.[]

Sumber detik.com

