BANDA ACEH – Penjabat (Pj) Gubernur Aceh, Safrizal ZA, menegaskan akan mengupayakan pemulangan seorang gadis asal Aceh yang diduga menjadi korban perdagangan orang di Malaysia. Hal ini disampaikan Safrizal pada Sabtu, di Banda Aceh.
“Kita akan berupaya mengembalikan saudara ini (korban) yang musibah di Malaysia kembali ke Aceh,” kata Safrizal ZA.
Sebelumnya, beredar kabar bahwa seorang perempuan asal Aceh menjadi korban perdagangan orang di Malaysia, dan diduga telah dirudapaksa oleh sejumlah pria.
Korban saat ini telah diselamatkan oleh komunitas warga Aceh di Malaysia dan sedang dalam proses untuk dipulangkan ke Indonesia.
Baca juga Gadis Aceh Dijual di Malaysia, Diperkosa Lima Pria Bergantian dalam satu Malam
Safrizal ZA mengungkapkan bahwa dirinya telah menerima laporan terkait kasus tersebut dari berbagai pihak yang menemuinya.
Untuk itu, Pemprov Aceh telah menghubungi Kedutaan Besar Indonesia di Malaysia guna memastikan proses pemulangan berjalan lancar.
“Kita sudah menghubungi pihak di sana, segala sesuatu saya minta kedutaan Indonesia di Malaysia untuk membantu prosesnya. Kalau butuh biaya pemulangannya, dari pemerintah Aceh bisa membiayai,” ujarnya.
Safrizal, menegaskan bahwa upaya hukum terkait kasus perdagangan orang, khususnya yang melibatkan warga Aceh, terus dilakukan.
Menurutnya, ini bukanlah kasus pertama, dan aparat penegak hukum sedang berusaha mengungkap modus operandi yang terlibat.
“Ini bukan kasus yang pertama. Kita minta kepolisian mengungkap agar ini tidak berulang,” kata Safrizal ZA.
Selain itu, untuk mencegah kejadian serupa, Pemprov Aceh tengah berkoordinasi dengan Bupati/Wali Kota se-Aceh agar masyarakat lebih berhati-hati dalam menerima tawaran pekerjaan dari luar negeri.
Sebagai langkah preventif, Safrizal menyebut akan ada nomor khusus yang dapat dihubungi untuk mengonfirmasi apakah jenis usaha atau pekerjaan yang ditawarkan di luar negeri sah atau tidak.
“Nanti kami akan mengeluarkan nomor tertentu untuk mengkonfirmasi apakah jenis usaha diizinkan. Kalau tidak diizinkan, sebaiknya masyarakat tahu, dan tidak tertipu atau terperdaya (bekerja di luar negeri). Nanti kami koordinasikan,” demikian ungkap Safrizal.