Plt Kadisdik Aceh; Siswa lebih Percaya Medsos daripada Guru

by
Plt. Kadisdik Aceh, H. Murthalamudin, S.Pd., M.Si.

BANDA ACEH – Penanews.co.id – Pelaksa Tugas (PLT) Kepala Dinas Pendidikan Aceh, H. Murthalamuddin, S.Pd., M.Pd. menyoroti akhir ini banyak siswa lebih mempercayai media sosial (Medsos) dari pada guru. Hal ini disampaikan Murtalamuddin, pada acara penutupan Lomba Guru dan Tenaga Kependidikan Berprestasi Aceh 2025 Jumat, (21/11/2026)

“Hari ini, banyak siswa lebih mempercayai informasi dari media sosial dibandingkan penjelasan guru. Karena itu, para pendidik perlu menunjukkan contoh nyata dan praktik baik yang mampu bersaing dengan arus konten digital,” ujarnya dikutip laman resmi disdik.acehprov.go.id, Sabtu (22/11/2025)

Murthalamuddin menegaskan bahwa pergeseran besar dalam perilaku dan cara berpikir peserta didik memang tidak dapat dielakkan.

“Nilai-nilai baru lahir dari apa yang mereka tonton, bukan dari apa yang guru ajarkan. Di sinilah guru harus kembali menjadi otoritas keilmuan,” tegasnya.

Ia menekankan pentingnya keteladanan bukan hanya pengetahuan. Kebenaran hari ini ditentukan oleh siapa yang paling banyak menyuarakan, bukan siapa yang paling benar. Maka guru tidak boleh kalah narasinya.

Prestasi Bukan Sekadar Gelar, Guru Harus Jadi Role Model

Plt Kadisdik menyinggung bahwa ke depan, pola penilaian guru berprestasi akan berubah.

“Prestasi bukan hanya soal menjadi juara. Pertanyaannya: apakah dia mampu memberi teladan, menggerakkan guru lain, dan melahirkan praktik baik yang bisa ditiru?” katanya.

Ia memberi contoh bagaimana banyak juara akademik tidak berkembang sebagai pemimpin. “Kemampuan intelektual tanpa kemampuan sosial membuat seseorang sulit menjadi penggerak.” ujarnya.

Murthalamuddin mengajak seluruh guru membuka diri terhadap perubahan dan kritik untuk kemajuan pendidikan Aceh

“Pendidikan Aceh sedang tidur nyenyak. Kita harus bangun bersama. Banda Aceh yang sudah maju harus memberi dampak bagi daerah lain.” jelasnya.

Di akhir acara, Murthalamuddin menegaskan bahwa kompetisi ini harus menjadi pemicu perubahan karakter guru Aceh, agar nilai-nilai positif tersebut dapat diwariskan langsung kepada peserta didik.

“Guru berprestasi harus mampu menjadi penggerak. Kita bukan mencari siapa yang paling hebat, tetapi siapa yang paling memberikan dampak, terutama bagi peserta didiknya,”

Ia menutup dengan ajakan, “Perbaiki sistem, buka diri terhadap kritik, dan jadilah cahaya bagi pendidikan Aceh. Karena masa depan anak-anak kita dipertaruhkan.” tutupnya.[]

ya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *