PM. Palestina Mohammad Shtayyeh mengundurkan diri demi mendorong diakhirinya perang di Gaza; Sumber

by
by
Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh menghadiri rapat kabinet di kota Ramallah, Tepi Barat, pada Senin, 16 Oktober 2023. (Jaafar Ashtiyeh/Pool Photo via AP)

Sumber informasi mengungkapkan bahwa keputusan Pengunduran diri Mohammad Shtayyeh merupakan langkah preventif Presiden Palestina Mahmoud Abbas dalam menghadapi tekanan yang dihadapi Otoritas Palestina.

RAMALLAH – Penanews.co.id — Sebuah sumber informasi mengungkapkan bahwa Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh pada hari Senin (26/02/2024) hari ini akan menyerahkan pengunduran diri pemerintahannya kepada Presiden Mahmoud Abbas, dan menambahkan bahwa pemerintah akan terus berfungsi sebagai pemerintahan sementara.

Melansir artikel Al-Mayadeen,.Sumber resmi tersebut menyebutkan, keputusan pengunduran diri tersebut merupakan langkah preventif yang diambil Abbas dalam menghadapi tekanan yang dihadapi Otoritas Palestina (PA) dari negara-negara kawasan, komunitas internasional, dan Amerika Serikat.

Menurut sumber tersebut, keputusan tersebut bertujuan untuk memberikan keputusan kepada kedua belah pihak untuk menghentikan perang di Jalur Gaza, menjamin jaminan internasional bagi penarikan penuh pasukan pendudukan Israel dari Gaza, menghentikan serangan Israel ke Tepi Barat yang diduduki, dan mencabut pengepungan keuangan yang dikenakan pada Otoritas Palestina.

Sumber resmi menyebutkan bahwa pengunduran diri tersebut merupakan langkah pertama menuju pembentukan pemerintahan baru dan akan diikuti oleh dua langkah lainnya: menghentikan perang di Jalur Gaza dan mencapai konsensus nasional untuk semua faksi Palestina, termasuk Hamas.

Mencapai konsensus nasional, menurut sumber informasi tersebut, adalah sebuah langkah menuju pembentukan pemerintahan baru setelah penghentian perang di Gaza tanpa menentukan waktu pastinya, karena tidak mungkin membentuk pemerintahan mana pun selama rakyat Palestina di Gaza masih hidup. sedang dibombardir.

Presiden Palestina Mahmoud Abbas sebelumnya menyatakan bahwa dia tidak akan mengambil keputusan mengenai pembentukan pemerintahan baru sebelum penghentian perang di Jalur Gaza, dan memberi tahu beberapa negara Arab dan Barat bahwa setiap langkah internal memerlukan konsensus Palestina dari semua gerakan.

Baca Juga:  KKP Promosikan Potensi Investasi Ekonomi Biru di Forum Bisnis Internasional

Sumber tersebut menegaskan kembali bahwa keputusan pengunduran diri tersebut merupakan sebuah pesan dan bertujuan untuk memberikan tekanan untuk menghentikan perang di Jalur Gaza, karena tidak ada pemerintahan yang dapat berfungsi dan tidak ada pemerintahan baru yang dapat dibentuk sementara masyarakat di Gaza telah menghadapi perang genosida selama lebih dari satu tahun. dari 140 hari.

Patut dicatat bahwa Kabinet Palestina telah mengundang para jurnalis untuk meliput pengumuman pengunduran diri Perdana Menteri Shtayyeh pada hari Senin pukul 9:30 pagi.

Hal ini terjadi ketika Kementerian Kesehatan di Gaza mengumumkan pada hari ke-142 perang bahwa jumlah warga Palestina yang menjadi martir sejak dimulainya agresi Israel di Jalur Gaza pada tanggal 7 Oktober telah meningkat menjadi 29.692 warga Palestina , sementara jumlah korban luka telah mencapai angka 29.692 orang. 69.879.[]

Baca juga; Firli Bakal Diperiksa Lagi, Berakhir Ditahan Atau Melenggang Lagi?

Baca juga; Menlu Retno di Makamah ICJ; Kebijakan Israel di Gaza bertentangan hukum internasional

Baca juga; Biduan Campursari Sragen Menangis Usai Dilecehkan-Dijotos Pria di Hajatan

Baca juga; Pungli di KPK Anomali, Harusnya Pecat Aja Dulu; Saran dari Senayan

Baca juga; Pria di Sumut bunuh mantan Istri karena tolak berhubungan Intim, lalu di gantung

BACA SELENGKAPNYA KLIK DISINI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *