
LHOKSUKON – Penyidik Polisi Militer Angkatan Laut (Pomal) Lanal Lhokseumawe menggelar rekonstruksi kasus dugaan pembunuhan berencana yang melibatkan anggota TNI AL berinisial KLD DI.

Rekonstruksi tersebut dilaksanakan di dua Tempat Kejadian Perkara (TKP), mulai dari lokasi awal kejadian hingga lokasi pembuangan korban di gunung salak,

Komandan Detasemen Pomal Lanal Lhokseumawe, Mayor Laut (PM) Anggiat Napitulu, menjelaskan bahwa tersangka memeragakan 47 adegan untuk merekonstruksi alur kejadian.

Adegan-adegan itu mencakup momen awal pertemuan antara tersangka dan korban, transaksi melalui Facebook, hingga proses pembuangan jasad korban di kawasan Gunung Salak, Kabupaten Aceh Utara.
“Tersangka menggunakan senjata rakitan yang dibelinya sendiri di Lampung. Pembunuhan ini telah direncanakan sebelumnya, dan tersangka bertindak sendirian dalam aksi pembunuhan. Sementara itu, pihak lain hanya berperan dalam proses pembuangan jenazah,” ujar Mayor Laut (PM) Anggiat Napitulu kepada awak media, Selasa (26/3/2025).
Ia menegaskan bahwa pihaknya berkomitmen untuk menuntaskan kasus ini secepat mungkin agar proses hukum dapat berjalan dengan lancar. Oleh karena itu, ia meminta media untuk terus mengawal perkembangan kasus hingga nantinya perkara ini dilimpahkan ke Auditor Militer.
Mayor Laut (PM) Anggiat juga menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban dan memastikan bahwa pihaknya telah beberapa kali mendatangi mereka sebagai bentuk empati atas peristiwa tragis ini.
“Kami juga tidak menginginkan hal seperti ini terjadi. Kami sudah berulang kali menemui keluarga korban untuk menyampaikan duka cita mendalam,” tambahnya.

Laporan Intelijen Bocor Ke publik
Di tengah proses hukum yang berjalan, sebuah laporan intelijen yang bocor ke publik mengungkap bahwa pelaku dalam kasus ini diduga lebih dari satu orang.
Berdasarkan laporan tersebut, selain KLD DI (22), yang saat ini telah diamankan sebagai tersangka utama, terdapat beberapa nama lain yang turut disebut dalam dugaan keterlibatan kasus ini.
Korban, Hasfiani alias Imam (35), seorang agen mobil sekaligus perawat, ditemukan tewas di KM 30 kawasan Gunung Salak, Kabupaten Aceh Utara, pada Jumat (15/3/2025) sekitar pukul 14.00 WIB.
Laporan tersebut mengungkap kronologi pembunuhan yang berawal dari unggahan korban di Facebook terkait penjualan mobil Toyota Kijang Innova hitam dengan nomor polisi BL 1539 HW. Tersangka KLD DI kemudian menghubungi korban untuk bertemu di Komplek Perumahan Asean, Krueng Geukueh, Aceh Utara, pada Jumat (15/3/2025).
Saat bertemu, pelaku berpura-pura ingin melakukan test drive. Korban yang duduk di kursi penumpang mendampingi pelaku. Setelah sekitar 15 menit berkendara, pelaku mengeluhkan kondisi kaki-kaki mobil yang tidak nyaman dan meminta korban turun untuk memeriksanya. Namun, ketika korban menolak, pelaku yang telah menyiapkan pistol rakitan langsung menembak pelipis kanan korban hingga tewas di tempat.
Setelah melakukan pembunuhan, pelaku membawa jasad korban ke pos radar Krueng Geukueh. Di lokasi itu, ia menghubungi beberapa rekannya sesama prajurit TNI AL, yakni KLD BW, KLD AY, dan KLD Az.
Ketika tiba di lokasi, KLD BW yang melihat korban berlumuran darah langsung ketakutan dan meninggalkan tempat, sementara KLD AY dan KLD Az diduga membantu membersihkan darah di dalam mobil.
Sekitar pukul 16.30 WIB, pelaku bersama KLD Aldi Yudha membawa jasad korban ke kawasan Gunung Salak. Setibanya di KM 30 sekitar pukul 17.30 WIB, mereka menurunkan jasad korban. Dalam perjalanan pulang, pelaku membuang pistol dan pelat nomor asli mobil guna menghilangkan barang bukti.
Kasus ini akhirnya terungkap setelah seorang anggota KAL Bireuen, KLD P, melaporkan kejadian tersebut kepada komandannya pada Minggu malam (16/3/2025). Informasi itu kemudian diteruskan ke Komandan Kapal (Dan Kal) dan dilaporkan kepada Dandenpom.
Pada Senin pagi (17/3/2025), pihak Pomal Lhokseumawe langsung mengamankan pelaku utama beserta sejumlah saksi yang diduga terlibat dalam kasus ini.
“Hingga saat ini, penyidik masih mendalami keterlibatan para prajurit lainnya dalam pembunuhan ini, apakah mereka sekadar membantu menghilangkan jejak atau turut serta dalam perencanaan aksi keji tersebut,” demikian kutipan laporan yang beredar di kalangan terbatas.
Di lapangan, tampak tersangka dan para saksi menggunakan baju tahanan oranye, dengan kepala botak dan tangan diborgol saat mengikuti jalannya rekonstruksi.[]

Sumber beritamerdeka.net

