HUMBAHASS — Puluhan emak emak di Desa Bonanionan, Kecamatan Dolok Sanggul, Kabupaten Humbang Hasundutan, menggeruduk warung remang remang yang memperdagangkan wanita tuna susila (lonte) dengan modus jual tuak, Rabu malam, 16 Januari 2025 Atas aksi emak emak ini telah merobah suasana desa tersebut menjadi tegang dan penuh kecemasan.
Warga yang tinggal di sepanjang Jalan Hutaraja mengungkapkan kekhawatiran mereka atas semakin maraknya warung remang-remang yang menyajikan hiburan malam dengan pekerja seks komersial (PSK), meski di labeli tempat penjual tuak.
Keberadaan warung-warung tersebut telah mengganggu ketenangan desa, bahkan mengancam keharmonisan yang telah terjaga bertahun-tahun.
“Masyarakat sudah sangat resah. Orang-orang asing datang dan pergi tanpa henti, dari siang hingga tengah malam. Kami sudah tak bisa tidur dengan tenang. Kampung kami yang biasanya damai kini dipenuhi orang tak dikenal. Kami berharap Pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan dan pihak kepolisian segera bertindak cepat, jangan sampai semakin banyak warga yang terpengaruh,” ungkap seorang warga yang mewakili kegelisahan banyak pihak dilansir tribun-medan.com.
Kekhawatiran tersebut mendapat perhatian serius dari Kapolres Humbang Hasundutan, AKBP Hary Ardianto, yang mengapresiasi kesadaran warga Desa Bonanionan.
Dalam pernyataannya, Kapolres mengungkapkan rasa terima kasih atas sikap proaktif masyarakat yang tidak bertindak anarkis meski situasi semakin mengganggu.
“Namun, kita tidak bisa tinggal diam. Kami akan melakukan pendataan terhadap izin tempat hiburan dan minuman keras, serta memastikan bahwa semua kegiatan beroperasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku,” tegas Kapolres.
Dalam kesempatan tersebut, Kapolres mengungkapkan terima kasih atas sikap proaktif masyarakat yang tidak bertindak anarkis meski resah. Ia pun mengingatkan bahwa tindakan tegas perlu dilakukan untuk menjaga ketertiban dan keamanan di wilayah ini.
“Terima kasih kepada masyarakat yang tetap taat hukum, meskipun situasinya mengganggu. Namun, kita tidak bisa tinggal diam. Kami akan melakukan pendataan terhadap izin tempat hiburan dan minuman keras, memastikan bahwa semua kegiatan beroperasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kami juga akan memantau karyawan yang bekerja di tempat hiburan malam, khususnya wanita yang masih di bawah umur, sebagai bagian dari pengawasan yang lebih ketat,” tegas Kapolres.
Selain itu, Kapolres juga mengingatkan pengusaha hiburan malam untuk lebih berhati-hati dalam menjalankan usaha mereka, dengan mengutamakan penggunaan identitas yang jelas bagi setiap karyawan dan pengunjung guna mencegah potensi masalah di kemudian hari.
Warga Desa Bonanionan pun berharap agar pihak Pemkab Humbang Hasundutan dan Polres Humbang Hasundutan segera bertindak tegas untuk menertibkan tempat hiburan malam yang tidak memiliki izin dan mengganggu kenyamanan masyarakat.
Mereka tidak hanya menginginkan ketenangan, tetapi juga berupaya melindungi masa depan generasi muda dari pergaulan yang merugikan.
Kapolres Humbang Hasundutan menegaskan bahwa meskipun tempat hiburan malam sudah memiliki izin NIB (Nomor Induk Berusaha) atau izin club malam, hal itu tidak berarti mereka bebas beroperasi tanpa batas.
“Kami akan menertibkan tempat hiburan yang tidak sesuai dengan peruntukannya atau yang meresahkan masyarakat. Kami hadir untuk menegakkan ketertiban dan menjaga keamanan wilayah ini,” ujarnya.
Sebagai langkah konkret, pihak Polres Humbang Hasundutan akan mengeluarkan surat teguran kepada pemilik cafe hiburan yang beroperasi 24 jam tanpa izin yang sah. Penertiban ini diharapkan dapat mengurangi gangguan ketertiban umum serta mengembalikan ketenangan dan kenyamanan bagi warga Humbang Hasundutan.
Sumber Tribun-medan.com
