JAKARTA – Penanews.co.id — Presiden terpilih, Prabowo Subianto hadiri Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Legislatif PKB. Dalam pidato sambutannya Ia mengomentari tindakan beberapa orang yang suka mencaci maki.
Pendiri partai Gerindra itu menegaskan bahwa caci maki adalah perilaku yang tidak baik dan bertentangan dengan ajaran agama. Politikus PKB, Umar Hasibuan, mengaitkan pernyataan Prabowo dengan postingan dari akun Fufufafa.
Umar menulis di akun X (Twitter)-nya bahwa akun yang sering menyerang berbagai figur, termasuk Prabowo dan keluarganya, akan segera merasakan konsekuensi dari tindakan mereka. “Fufufa: Wassalam,” tulis Umar Hasibuan pada Jumat (11/10/2024).
Politikus PKB itu merespon pernyataan Mantan Danjen Kopassus itu, pada acara Rakornas Legislatif PKB, Kamis (10/10/2024), yang menyatakan, bahwa segelintir orang suka mencaci maki. Pernyataan itu dimaknai sebagai sikap Prabowo yang tidak dengan begitu saja mudah melupakan suatu kejadian.
“Anies saja yang kasih nilai 11 saja dendamnya sampai sekarang. Apalagi Fufufafa yang hina diri Prabowo dan anaknya. Jangan kasih ruang ke Fufufafa pak,” tegasnya.
Pada acara itu, Prabowo, mengatakan bahwa caci maki bukan budaya Indonesia. Awalnya, Prabowo menceritakan pengalaman saat masih menjadi prajurit TNI yang selalu dekat dengan kiyai. Kalau dipanggil kiyai datang, mau maju selalu minta doa.
Dikatakan, tentara itu pasti dekat dengan kiyai. “Setiap mau berangkat perang yang dicari pertama kiyai, bener kan? Minta doa, ya kan? Minta dimandiin, karena siap-siap mati kita berangkat sudah siap mati, belum tentu kembali,” kata Prabowo di Grand Sahid Ballroom Jakarta, Kamis (10/10/2024).
Presiden terpilih itu, kemudian mengungkapkan, bahwa ada segelintir orang yang suka mencaci maki.
Ia menilai, kekurangan yang dimiliki seharusnya dikoreksi bersama, bukan dengan mencaci satu sama lain. Dia mengaku tidak paham. “Kesulitan kekurangan kita akui, kita atasi bersama, koreksi kita koreksi, tapi bangsa yang besar janganlah mempunyai adat, mempunyai kebiasaan caci maki, caci maki antara kawan, caci maki dengan pemimpin,” ungkapnya.
Dia mengatakan, caci maki itu tidak baik, bukan ajaran agama (Islam). “Itu bukan ajaran agama-agama lain pun,” lanjutnya.
Menurut Prabowo, budaya Indonesia adalah budaya sopan santun. Ia menegaskan akan berbuat yang terbaik untuk masa depan Indonesia. Karena itu, ia mengharapkan agar penyampaian kritik dilakukan dengan baik, koreksi dengan baik.
Pada bagian akhir pidatonya, Prabowo mengatakan sesuatu yang dinilai sangat penting. “Saudara-saudara sekalian. Akan terbukti, tidak lama pasti semua yang berbuat tidak baik akan kelihatan. Dan, kita harus berani koreksi diri,” ucapnya seperti dikutip dari suaranasional.[]