Sosok Kontroversi Taruna Ikrar, Dilantik Jokowi sebagai Kepala BPOM

by

JAKARTA — Penanews.co.id — Taruna Ikrar dilantik oleh Presiden Joko Widodo sebagai kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM).di Istana Negara, Jakarta, Senin (19/08/2024) pagi. Namun, sosoknya menuai kontroversi karena gelar profesor yang diraihnya dicabut oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim.

Taruna Ikrar memperoleh gelar profesor pada 1 Juli 2022 berdasarkan Kepmendikbudristek No. 64672/MPK.A/KP.07.00/2022 yang diterbitkan pada 10 Oktober 2022. Namun, sekitar setahun kemudian, pada 21 Agustus 2023, gelar tersebut dibatalkan berdasarkan rekomendasi Plt. Dirjen Diktiristek melalui Surat Nomor 0728/E.E4/RHS/DT.04.01/2023.

Ketika ditanya oleh wartawan, Taruna Ikrar memilih untuk tidak banyak berkomentar. Ia hanya menyatakan akan mengadakan konferensi pers untuk menjelaskan mengenai pencabutan gelar profesornya. “Kami akan mengadakan jumpa pers nanti,” tegasnya dalam pernyataan kepada detikcom pada Selasa, 7 November 2023.

Kontroversi lain yang mencuat adalah mengenai pengangkatan Taruna Ikrar sebagai pengurus Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) oleh mantan Menteri Kesehatan, dr. Terawan Agus Putranto, yang kemudian digugat oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) pada November 2023.

Sebagaimana diberitakan, Taruna Ikrar baru saja dilantik sebagai Kepala BPOM, menggantikan Rizka Andalucia yang sebelumnya menjabat sebagai pelaksana tugas (Plt). Taruna Ikrar merupakan dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin pada tahun 1994 dan meraih gelar magister dari Universitas Indonesia pada tahun 2003.

Taruna Ikrar pernah menjabat sebagai Wakil Ketua PB Ikatan Dokter Indonesia periode 2000-2003. Selain itu, ia juga menjadi anggota American Cardiology Collage, and Society for Neurosciences, International Heart Research Association, Asia Pacific Hearth Rhythm Association, dan Japanese Cardiologist Association.

Dia pernah bekerja sebagai pengajar di Departemen Biotechnology dan Neuroscience, Surya University pada tahun 2014 serta menjadi adjunct professor di Department Neurology, Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.[] 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *