Survey Litbang Kompas, Citra Polri Terendah Dibandingkan Institusi Lain, Kompolnas buka suara

by
Ilustrasi | Foto; Medcom.id

JAKARTA — Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Choirul Anam menyatakan bahwa tugas dan tanggung jawab Kepolisian Republik Indonesia (Polri) memiliki kompleksitas yang berbeda dengan institusi lain.

Menurut Anam, kinerja Polri tidak dapat disandingkan dengan lembaga lainnya karena cakupannya yang lebih luas.

Pernyataan ini disampaikan Anam menanggapi hasil survei yang dilakukan Litbang Kompas, yang menunjukkan bahwa citra Polri berada di posisi terbawah dibandingkan dengan institusi lainnya.

Anam menjelaskan bahwa Polri memiliki tugas yang sangat kompleks, di mana kinerjanya bersentuhan langsung dengan masyarakat selama 24 jam penuh.

“Polisi itu institusi yang memiliki kompleksitas tersendiri dengan kinerja yang sangat luas dan langsung bersentuhan dengan masyarakat selama 24 jam,” kata Anam kepada Kompas.com, Minggu (26/1/2025).

“Mulai dari pelayanan masyarakat, membangun ketertiban, penegakan hukum, dan banyak hal lainnya. Jadi, kalau dibandingkan dengan institusi lain, memang tidak bisa langsung apple to apple,” lanjut dia.

Anam menjelaskan, institusi lain pada umumnya bekerja dalam waktu yang terbatas pada jam kerja reguler.

Sebaliknya, Polri harus hadir kapan pun masyarakat membutuhkan, bahkan di luar jam kerja normal. “Misalnya, lembaga lain hanya bersentuhan dengan masyarakat di jam kerja, yaitu pukul 9 pagi sampai 5 sore,” ujarnya.

“Namun, Polri tetap bersentuhan dengan masyarakat bahkan di tengah malam, seperti pukul 11 malam atau pukul 1 dini hari. Ini membuat kerja polisi jauh lebih kompleks,” tambah Anam.

Anam menambahkan, kompleksitas pekerjaan Polri mencakup berbagai bidang yang langsung bersentuhan dengan masyarakat.

Mulai dari menangani laporan masyarakat, merespons kejadian darurat, hingga menegakkan hukum.

Oleh karena itu, ia berharap Polri terus meningkatkan responsivitas dan humanisme dalam menjalankan tugasnya.

“Pelayanan Polri yang responsif dan pendekatan humanis menjadi kunci utama. Jika ini diperkuat dan dijalankan secara konsisten, citra Polri akan semakin membaik di mata masyarakat,” katanya.

Baca Juga:  Ungkap Identitas “Raja Jawa” Tebe Sukendar Tantang Bahlil Lahadalia

Meski begitu, Anam tetap mengapresiasi survei Litbang Kompas. Menurutnya, hasil survei tersebut dapat menjadi masukan penting bagi Polri untuk terus berbenah.

“Kritik ini harus dijadikan bahan introspeksi untuk memperbaiki banyak hal, agar kinerja Polri semakin baik dan penerimaan masyarakat terhadap Polri juga semakin meningkat,” tegas dia.

Sebelumnya diberitakan, Litbang Kompas merilis hasil survei periodik pada Jumat (24/1/2025) yang menempatkan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) sebagai institusi negara dengan citra positif sebesar 65,7 persen.

Posisi Polri berada di bawah Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang mendapat nilai positif 67 persen.

Peneliti Litbang Kompas, Yohan Wahyu, menjelaskan bahwa citra Polri ini terkait beberapa kasus yang sempat menjadi perhatian publik, seperti kasus pembunuhan Brigadir Josua.

“Padahal pernah juga terjadi penurunan sejak kasus Sambo yang menjadi perhatian publik. Sekarang perlahan sudah mulai naik lagi,” ucap Yohan.[]

Sumber Kompas.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *