JAMBI – Penanews.co.id — Tembok pembatas di SMK Negeri 1 Kota Jambi runtuh, menyebabkan tiga orang kehilangan nyawa dan 10 Keluarga sekitar tembok terpaksa Mengungsi.
Suheri, Ketua RT setempat, menyatakan bahwa kondisi tembok tersebut sudah miring selama beberapa bulan terakhir.
Suheri, yang menjabat sebagai Ketua RT 25, mengungkapkan bahwa ia telah mencoba berkomunikasi dengan kepala sekolah mengenai pentingnya renovasi pagar tembok sejak beberapa waktu lalu. Sebelumnya, tembok ini juga sempat roboh, namun tidak ada korban jiwa pada kejadian tersebut.
Suheri telah berbicara secara langsung dengan kepala sekolah, namun belum tersedia anggaran
“Secara lisan saya sudah menghadap kepala sekolah. Namun, kepala sekolah mengatakan masih menunggu anggaran,” kata Suheri, Jumat (4/10/2024), mengutip detiksumbagsel.
Tembok tersebut berdekatan dengan bedeng warga. Suheri menyebut pihak sekolah sempat ingin mengambil alih lahan bedeng tersebut karena berdekatan dengan lahan sekolah.
“Memang terakhir kepala sekolah mau mengambil alih rumah bedeng yang tertimpa reruntuhan bangunan ini, karena masih termasuk wilayah SMKN 1 Kota Jambi ini,” ujarnya.
Akibat kejadian ini, 10 keluarga yang tinggal di sepanjang bedeng dekat sekolah tersebut sudah mengungsi. Mereka rata-rata mengungsi ke rumah saudaranya masing-masing.
“Kira-kira ada sepuluh KK yang terdampak, dan sekarang mereka mengungsi di rumah saudara mereka,” pungkasnya.
Sebelumnya, hujan deras yang mengguyur Kota Jambi mengakibatkan tembok SMK Negeri 1 Kota Jambi, roboh. Nahasnya, 3 orang pelajar meninggal dunia dari kejadian itu. Adapun identitas ketiga korban yakni Hana (6) kelas 1 SD, Silla (7) kelas 2 SD, dan Hasan Basri (16) kelas 1 SMA.
Kapolresta Jambi Kombes Eko Wahyudi mengatakan robohnya tembok pembatas sekolah itu saat hujan lebat pukul 14.00-15.00 WIB. Tembok yang roboh itu sepanjang 50 meter dengan ketinggian 3 meter.
“Akibat hujan deras mengakibatkan tembok SMK Negeri 1 Kota Jambi di Simpang 4 Sipin, Telanaipura, roboh kurang lebih 50 meter yang menimpa anak-anak kita 3 orang dan sudah dievakuasi ke rumah sakit dan sudah dinyatakan meninggal dunia,” kata Kombes Eko, Jumat (4/10/2024).