*Ajak Kepala OPD Bersihkan Masjid, Bagikan Bantuan, hingga Berikan Layanan Kesehatan Gratis*
BIREUEN – Penanews.co.id – Usai menyerahkan bantuan secara simbolis kepada Pemkab Bireuen di pendopo bupati setempat, Wali Kota Banda Aceh Illiza Sa’aduddin Djamal terjun langsung ke tiga desa paling parah dilanda banjir di Kecamatan Peusangan Kabupaten itu, Ahad, 7 Desember 2025.
Desa pertama yang disambangi Illiza adalah Gampong Tambo Raya. Agenda utamanya membersihkan Masjid Jamik Nurul Huda yang sempat diterjang banjir setinggi dua meter lebih. Banjir dahsyat itu juga menyisakan endapan lumpur sekira satu meter.
Tak sendiri, Illiza turut mengerahkan OPD terkait mulai dari BPBD, Dinas Penyelamatan dan Damkar, DLHK3, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan hingga Perumdam Tirta Daroy. Bersama Wakil Wali Kota Afdhal Khalilullah dan pejabat teras pemko, Illiza ikut menyerok lumpur yang mulai mengeras di halaman masjid.
Bermodalkan cangkul dan sekop, mereka membersihkan area tangga masjid menuju tempat wudhu. Bukan hanya itu, untuk mempercepat pembersihan, satu unit alat berat jenis Buldozer juga diturunkan untuk membuka akses jalan dari pintu gerbang hingga ke depan masjid.

Di depan sebuah rumah yang hanya tersisa lantai setelah disapu air bah, Illiza turut membagikan baju, kue, dan snack kepada anak-anak. Bantuan lain seperti sendal jepit dan handuk juga dibagikan langsung oleh mantan anggota DPR-RI tersebut kepada warga setempat maupun masyarakat yang kebetulan melintas.
Warga korban banjir juga menyerbu mobil mobil ambulan pelayanan medis gratis yang dibawa Illiza. Mereka bisa memeriksakan kesehatan dan mendapat obat resep dari dokter. Kebahagiaan warga pun bertambah saat muatan bantuan satu truk reo diturunkan di posko pengungsi yang terletak di depan masjid.
Selanjutnya, Illiza dan wakilnya Afdhal didampingi Camat Peusangan Alfian dan unsur muspika menuju desa tetangga Pante Lhong. Sementara Sekda Jalaluddin dan beberapa pejabat tetap tinggal di lokasi pertama untuk menuntaskan pembersihan perkarangan masjid.

Pemandangan lebih meyayat hati terlihat di desa kedua yang dikunjungi Illiza. Jaraknya lebih dekat ke Krueng Peusangan. Sekira 500 meter saja. Kondisi lumpurnya lebih tebal hingga menutupi seluruh ruas jalan. Beberapa rumah pun cuma bagian atapnya yang terlihat. Selebihnya tertimbun lumpur.
Semakin ke ujung jalan desa, medan kian sulit sehingga tak mungkin diterobos dengan mobil. Illiza-Afdhal pun harus berjalan kaki menyusuri jalan penuh gundukan tanah berlumpur. Sembari menyalurkan bantuan, keduanya menyapa sejumlah warga yang tengah membersihkan rumah dari sedimen berlumpur.
Sejam berselang, mobil BL 1 A dan BL 2 A yang membawa duo pimpinan ibu kota bergerak ke posko pengungsian Pante Lhong. Di sana, muatan dari truk reo kedua pun diturunkan. Sementara Illiza meninjau dapur umum posko yang juga menjadi hunian sementara bagi warga Gampong Blang Panjoe.

Matahari mulai terbenam, namun perjalanan belum berakhir. Illiza dan rombongan merampungkan distribusi bantuan di Kantor Keuchik Gampong Raya Dagang. Kue dan makanan ringan dari kotak terakhir pun dibagikan Illiza kepada puluhan anak dan remaja di kamp pengungsi terbesar di Peusangan itu.
“Terima kasih Bunda Illiza,” seru sekelompok remaja putri sambil mendekap bingkisan dari Illiza. Mereka melepas kepergian wali kota perempuan pertama di Aceh tersebut dengan wajah berbinar dan semangat baru untuk bangkit lebih kuat.





