KOTA JANTHO – Maksiat hati itu sesuatu yang tidak dapat dilihat oleh manusia tetapi terlihat jelas disisi Allah Swt.
![](https://penanews.co.id/wp-content/uploads/2025/02/WhatsApp-Image-2025-02-11-at-19.31.14.jpeg)
Pengasuh Dayah Lampanah Seubun Ayon, Tgk. Aiyub dalam kajian rutin Malam Senin di Balee Buet Nek Abu Meunasah Mancang Lamlhom Aceh Besar, menjelaskan, hati adalah rumahnya Allah.
“Allah menilai setiap hamba-Nya bukan dari apa yang dilihat pada zahirnya tetapi apa yang terselip pada hati (batin)nya.” sebut Tgk Aiyub
![](https://penanews.co.id/wp-content/uploads/2025/02/WhatsApp-Image-2025-02-09-at-18.52.48.jpeg)
Sebuah Langkah untuk menata Hati agar menjadi lebih berseri
Pengajian di Balee Beut Nek Abu Meunasah Mancang Kemukiman Lamlhom Kecamatan Lhoknga Aceh Besar, Ahad (02/02) malam, membahas seputar Maksiat Hati.
![](https://penanews.co.id/wp-content/uploads/2025/02/WhatsApp-Image-2025-02-08-at-22.33.22.jpeg)
Pengasuh Pengajian, Teungku Aiyub mengupas seputar kajian Tasawuf dari rangkuman Kitab 8.
Menurut Tgk Aiyub, kajian tersebut tercakup dalam pembahasan seputar perkara sikap Hasad yang dialami pada setiap manusia. “Hasad adalah adalah “perasaan dengki-penyakit yang tersimpan dalam hati, sifat ini bermula dari rasa iri tidak senang dengan datangnya nikmat orang lain.”kata Tgk. Aiyub.
Sifat ini menurutnya terpantul dalam empat keadaan secara umum yaitu,
Berusaha melenyapkan nikmat pada orang lain. Ia berbuat melampaui batas kewajaran baik dengan perkataan ataupun perbuatan. “Ini hasad tercela. Ada juga Hasad pada orang lain tetapi, ia tidak menjalankan aksinya dari hasad tersebut. Ia tidak bersikap melampaui batas baik dengan ucapan maupun perbuatan. Hal ini tidaklah berdosa. Dan yang terakhir, Hasad tidak menginginkan nikmat orang lain hilang. Bahkan ia berusaha agar memperoleh kemuliaan serupa. Ia berharap bisa sama dengan yang punya nikmat tersebut. Jiak dirinci menjadi dua hal, yaitu dalam urusan dunia dan urusan akhirat.”jelas Teungku Aiyub.
Tgk Aiyub juga menjelaskan, sesuai isi kitab-tentang Maksiat Hati adalah perkara-perkara buruk yang ada dalam hati. Hati yang ada maksiat disamakan seperti hati yang ada penyakit. Oleh sebab itu maksiat Hati atau “Maksiet Baten” dalam bahasa Aceh dipahami juga sebagai penyakit-penyakit hati yang tidak boleh ada dalam diri seorang mukmin. Dalam pandangan Al Ghazali ra penyakit-penyakit hati dinamakan sebagai sifat-sifat mazmumah atau sifat-sifat terkeji.”tutur Tgk Aiyub
Tgk Aiyub merincikan, tentang jenis jenis Maksiat Hati, antara lain
![](https://penanews.co.id/wp-content/uploads/2024/11/WhatsApp-Image-2024-11-24-at-12.30.26.jpeg)
- Syarahut Tha’am- (gemar kepada makanan). Dalam pikirannya hanya makan saja sehingga kerongkongan dan mulut mereka hanya untuk makan saja hingga melupakan ibadah kepada Allah
- Syarahul-kalam- (gemar berkata-kata)
Seorang muslim sebaiknya tidak perlu banyak berkata-kata, baik perkataan tak berguna, terlebih lagi perkataan buruk yang dapat menyakiti sesama muslim. Seperti Fitnah, Gibah, atau yang sejenisnya. - Ghadhab-(marah)
Dalam Sabdanya Nabi Saw,mengatakan bahwa ‘orang yang kuat adalah mereka yang mampu mengendalikan amarahnya’. - Hasad-perasaan dengki-penyakit yang tersimpan dalam hati, sifat ini bermula dari rasa iri tidak senang dengan datangnya nikmat orang lain.
- Al-Bukhlu wa Hubbul-Maal; bakhil dan cinta pada harta-yakni bersifat kikir, rakus dan sayang pada harta. Terasa berat untuk bersedekah hingga sulit menumbuhkan rasa syukur dalam hatinya.
- Hubbul-Jaah-perasaan suka akan akan kemegahan.Suka pada gelar, puji-pujian, jabatan tinggi menjadi impian yang lebih utama tanpasarar melupakan adanya peran Allah.
- Hubbud Dunya-rasa cinta dunia, sayang harta, sayang isteri-isteri dan anak-anak, rumah, kendaraan, jabatan tinggi, pangkat, dan puji-pujian. sayang isteri dan anak, serta segala hal kedunia-an tanpa meletak Allah dan Rasul-Nya sebagai prioritas.
- Takabbur- perasaan membesarkan diri bahkan sombong. merasa lebih dalam segala hal, harta, ilmu, jabatan, pangkat hingga melupakan adanya peran Allah Swt dalam setiap pencapaiannya,
- Ujub-merasa kagum dan heran akan dirinya, dan rasa dalam hatinya telah menjadi hamba yang mulia/taat, sebab diri merasa banyak beramal ibadah dan beramal hingga melupakan adanya Qudrat dan Iradat Nya Allah Swt,
- Riya;- senang akan puji-pujian, atau gelar mulia dari makhluk-mahluk Nya. Beribadah tidak lagi sepenuh hati mengharap ridha Allah Swt. Semua itu bermuara pada pengharapan kepada sesama mahluk selain Allah Swt..
Pengajian rutin telah berlangsung lima kali pertemuan di mulai pada awal Januari 2025 di Balee Beut Nek Abu Meunasah Mancang berlangsung dalam suasan mengungah karena kerap diselinggi canda tawa khas Tgk Aiyub.
Tampak ikut hadir Kecik Gampong Meunasah Baroe Lamlhom yang lebih akrab di sapa Aduen Nasroen dan para pemuda Lamlhom serta mantan Kepala Mukim Lamlhom Haji A Hanan juga para jamaah yang berasal dari gampong gampong sekitar Lamlhom. Pengajian di mulai pukul 20.30 dan di akhiri pada pukul 21.30 wib. Lazimnya, pengajian rutin itu diwarnai tanya jawab interaktif antara jamaah dengan Tgk Aiyub, seputaran materi kajian Tauhid Tasawuf meski ada juga pertanyaan hal hal di luar konteks bahasan pengajian.(JB)
![](https://penanews.co.id/wp-content/uploads/2025/02/WhatsApp-Image-2025-02-10-at-16.25.42.jpeg)
![](https://penanews.co.id/wp-content/uploads/2025/01/cropped-IMG-20250103-WA0010-4.jpg)