KOTA JANTHO – penanews.co.id Salah satu adab dalam bermedia sosial yang sangat penting untuk diterapkan adalah memahami hakikat akhlak, yaitu menghormati dan menghargai orang lain. Sebelum membagikan informasi, kita harus memeriksa ulang kebenarannya.
Dalam Khotbah Jum’at (20/12/2024) di Masjid Tuha Indrapuri, Teungku Juhaimi Bakti menjelaskan, dengan demikian, telah dikedepankan kesadaran untuk menjaga adab dalam berkomunikasi di dunia maya, sebagaimana kita menjaga adab dalam kehidupan sehari-hari.
“Islam menuntut kita tidak hanya menjaga lisan secara langsung, tetapi juga menjaga apa yang kita sampaikan melalui tulisan di media sosial,” ungkapnya.
Sekretaris Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Aceh Besar ini menjelaskan, disamping menjaga lisan, kita juga harus lebih bijak memanfaatkan media sosial sebagai sarana untuk menyebarkan dakwah dan kebaikan.
“Jadikan media sosial sebagai alat untuk menyampaikan pesan-pesan yang bermanfaat bagi umat, membawa maslahat, dan menguatkan keimanan. Dengan demikian, kita tidak hanya menjaga diri kita dari keburukan, tetapi juga aktif menciptakan kebaikan yang berdampak positif bagi banyak orang,” jelas Kasi Bina Haji dan Advokasi Haji Reguler Kanwil Depag Aceh.
“Allah berfirman dalam surat Al Hujarat 11, yang artinya, Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.”sebutnya
Menurut Teungku Juhaimi, salah satu wujud ketakwaan adalah menjaga lisan, terutama di era digital saat ini, di mana kata-kata dan informasi dapat dengan mudah tersebar melalui media sosial.
“Menjaga lisan bukan sekadar menjaga ucapan kita secara lisan, tetapi juga termasuk dalam hal apa yang kita tulis dan bagikan akan terekam di jejak digital,” ujarnya.
Jahaimi menyampaikan, banyak faktor yang dapat mendorong kita untuk tergelincir dalam perbuatan yang mudharat dalam menjaga lisan, baik itu karena pengaruh lingkungan keluarga, pertemanan, maupun tekanan sosial.
“Jadi kita harus senantiasa berhati-hati dalam menyikapi segala sesuatu, mengingat besarnya dampak dari setiap perkataan yang kita lontarkan, baik di dunia nyata maupun dunia maya,” katanya.
Allah juga memperingatkan kepada kita bahwa setiap ucapan kita akan dicatat oleh malaikat. Hal ini tertuang dalam surah Qaaf ayat 18 yang artinya, Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.
“Perlu diingat bahwa setiap kata yang keluar dari mulut kita atau yang kita ketik melalui media sosial, semuanya akan diminta pertanggung jawaban kelak di hadapan Allah kelak,” tegas Juhaimi..