BANDA ACEH – Penanews.co.id – Tiga pekan setelah banjir bandang menghancurkan sebagian besar wilayah Aceh pada 26 November 2025 lalu. Aceh masih dalam kondisi “hancur”. Korban dan kerusakan yang diakibatkan oleh bencana ini tidak sedikit. Nyawa dan harta tidak terhitung jumlahnya.
Dalam waktu singkat, bencana ini pun menjadi magnet, yang menarik minat para pejuang kemanusiaan di seluruh negeri untuk ikut membantu memulihkan Aceh.
Salah satu relawan medis, dr. A, Sp.BS , dari Fakultas Kedokteran Gorontalo yang bertugas di Aceh, mengalami serangan jantung pada 21 Desember 2025 akibat kelelahan saat menolong korban banjir. Pertolongan pertama segera diberikan di RSUD Pidie Jaya, disertai konsultasi jarak jauh dengan tim dokter RSUD dr. Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh.
Tidak menunggu lama, dr. A dirujuk ke RSUDZA. Setelah dilakukan pemeriksaan, ditemukan kondisi jantung dengan Three Vessel Disease (3VD) total serta trombus (gumpalan darah) di arteri koroner kanan. Tim dokter RSUDZA segera merekomendasikan tindakan darurat Primary PCI untuk membuka arteri yang tersumbat.
Tindakan Primary PCI ini dilakukan di Cathlab RSUDZA, ini merupakan laboratorium kateterisasi jantung canggih yang dimiliki oleh RSUDZA untuk mendiagnosis dan terapi penyakit jantung. Cathlab ini memikili peran penting untuk berbagai kondisi darurat jantung dengan cepat dan efektif.
Hanya berselang waktu 3 jam setelah serangan jantung. Tim Jantung RSUDZA berhasil melaksanakan tindakan Primary PCI . Operasi dilakukan oleh dr. M. Diah, Sp.PD-KKV . Saat ini kondisi sudah stabil dan dalam tahap pemulihan. Keberhasilan ini menunjukkan kesiapan RSUDZA dalam menangani kasus darurat jantung dengan cepat dan efektif.
Tetap semangat para relawan kemanusiaan yang terus membantu Aceh agar cepat pulih, tetaplah kuat dan teruslah menginspirasi, bahwa kebaikan tidak pernah berhenti, bahkan di tengah bencana.[]





