Topik “Buta” Al-Quran, Debat Cagub Aceh, Mualem; Angaran Untuk Guru Balai Pengajian

by

BANDA ACEH — Dalam debat kandidat, kedua pasangan calon (Paslon) Gubernur Aceh menekankan komitmen mereka untuk meningkatkan penegakan syariat Islam di Aceh. Fokus utama mereka adalah meningkatkan angka melek Al-Quran di masyarakat dengan pendekatan masing-masing.

Calon Gubernur nomor urut 01, Bustami Hamzah, menjelaskan bahwa salah satu strateginya adalah memperkuat lembaga dayah dan Dinas Syariat Islam.

Bustami juga menyoroti peran Baitul Mal yang dapat lebih aktif, terutama terkait dengan anggaran SiLPA tahun 2023 yang mencapai lebih dari Rp 114 miliar. Dia mengusulkan agar anggaran tersebut dimanfaatkan untuk pemberdayaan masyarakat, khususnya dalam pendidikan di daerah pelosok.

“Ini yang perlu kita dorong ke depan, agar anggaran tersebut dapat dimanfaatkan untuk pemberdayaan masyarakat sehingga setiap orang bisa memperoleh pendidikan yang layak, khususnya di pelosok-pelosok desa,” ujarnya dalam sesi tanya jawab debat para kandidat, Jumat (26/10/2024) malam.

Om Bus sapaan akrab untuk Bustami juga menuturkan bahwa saat menjabat sebagai Pj Gubernur Aceh, ia pernah mencetuskan wajib mengaji bagi siswa SMA selama 15 menit.

“Bagi saya, semua ada prosesnya. Yang perlu kita pikirkan ke depan jangan ada lagi orang Aceh yang tidak bisa ngaji,” jelasnya.

Kemudian Syekh Fadhil yang menjadi pendamping Bustami menyatakan akan menyebarkan guru-guru ngaji untuk kemudian melakukan tahsin Al-Quran di seluruh Aceh.

“Ini penting, karena tentu dengan demikian tingkat kualitas daripada anak-anak Aceh di bidang tersebut akan membaik,” tuturnya.

Menanggapi jawaban pasangan 01, Mualem dan Dek Fadh mengatakan bahwa mereka memiliki program khusus yakni kartu santri yang akan diberikan kepada mereka yang tidak bisa mengaji. Paslon 02 menegaskan bahwa pelaksanaan syariat Islam menjadi program prioritas mereka kedepan.

Baca Juga:  Hasanuddin Deklarasikan Diri Maju sebagai Calon Wali Kota Banda Aceh

“Kami menyiapkan anggaran khusus untuk para guru di balai pengajian, sebagaimana dahulu mereka mendapat bantuan untuk kegiatan tersebut. Anggaran ini kami siapkan agar tidak ada lagi anak Aceh yang tidak bisa membaca Al-Qur’an, mulai dari usia dini hingga usia lanjut,” pungkas Dek Fadh.[]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.