TAPAKTUAN – Penanews.co.id – Seorang Guru SMP Negeri 1 Tapaktuan, Kabupaten Aceh Selatan, Cut Sukmayeni merupakan sebagai Koordinator MBG di SMPN tersebut mendapat perlakuan yang tidak sepatutnya dari yayasan penyelenggara Dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) hanya karena mengusul ganti menu.
Ia mengaku ditunjuk-tunjuk dan di Intimidasi, bahkan mau dilaporkan ke polisi oleh salah seorang pihak Yayasan Berkah Cahaya.
”Saya dimaki-maki oleh si R di depan Kepala Sekolah dan guru-guru lain dan menuduh saya selalu memprotes menu, padahal selama ini, saya selalu menyembunyikan keburukan dari menu yang diantarkan, kadang bau omprengannya, ada yang basi, dan ada yang keluar ulat bulu, bahkan parahnya lagi ada kedapatan rambut didalam makanan, hanya saja selalu sy tutupi, dan cuma saya sampaikan kepada penjemput ompreng tersebut”, ujar Bu Cut kepada wartawan, Kamis (4/12/2025).
Insiden ini berawal, jauh sebelum menjelang ujian para murid, pihak sekolah melaporkan kepada sopir yang biasa mengantar MBG tersebut, supaya menu kedepan digantikan saja dengan takzil, untuk lebih mempermudah pihak sekolah dalam membagikan MBG tersebut.
Namun, dihari Senin (1/12/2025) tepatnya dihari pertama ujian para siswa, datanglah pihak yayasan yang berinisial R setelah mendapatkan laporan dari sopir pengantar MBG tersebut, ia mendatangi pihak sekolah dan langsung menunjuk-nunjuk muka guru yang mengusulkan menu itu, dan mengintimidasi akan melaporkan kepolisi dan juga ke Dinas, hal itu disaksikan oleh Kepala SMPN 1 Tapaktuan berserta para guru lainnya.
Menurut pengakuan Bu Cut, Setiap kali menu yang diantarkan dalam keadaan mengecewakan, saya selalu pesan kepada murid, jika kalian tidak mau memakannya lebih baik susun saja rapi-rapi, dan saya tidak memaksakan agar dimakan supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti sakit perut, keracunan, karena mereka murid saya, jadi saya tidak mau terjadi hal seperti itu, ungkap Bu Cut dengan nada geram.
”Mirisnya lagi, di SMPN 1 Tapaktuan itu ada kelas unggul, saat murid tersebut tidak mau makan karena ompreng bau, pihak sekolah merapikan tutup ompreng kembali dan meletakkannya di tempat yang biasa didalam lingkungan sekolah, hanya saja tidak diikat kembali dengan talinya, jadi sewaktu pihak yayasan menjemput menemukan menu masih utuh tidak disentuh, pihak yayasan menyerakkan menu tersebut diatas meja piket dewan guru, apakah itu etika yang baik,” bebernya dengan kesal.
Atas kejadian ini, pihak SMPN 1 Tapaktuan memutuskan tidak mau berhubungan dengan yayasan tersebut selesai kontrak habis ditanggal 6 Desember ini dan ini sudah keputusan bersama oleh Kepala Sekolah dan Dewan Guru, pihak sekolah meminta Koordinator se Aceh Selatan yaitu Yona agar dapat menggantikan dapur yang lain untuk masuk kesekolah SMPN 1 Tapaktuan.
Berujung dari permasaalahan yang telah terjadi, pihak yayasan datang ke SMPN 1 Tapaktuan untuk meminta maaf kepada Guru tersebut, yang datang hanya tiga orang, namun anehnya yang bersangkutan R yang sudah memakai – maki dan yang mau melaporkan ke Polisi dan ke Dinas itu malah tidak datang meminta maaf, hanya perwakilan saja.
” Saya tidak terima, karena dia yang sudah mengintimidasi saya, malah bukan dia yang datang meminta maaf, seharusnya dia, kenapa orang lain yang datang, saya siap dilaporkan, ayo kita ke Polres biar disana terungkap siapa yang benar dan siapa yang salah, saya tidak takut karena saksi ada pada waktu itu”, pungkas Bu Cut dengan nada kesal.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMPN 1 Tapaktuan, Muklis, S.Pd, Fis, meminta tidak lagi berhubungan dengan yayasan tersebut karena tidak nyaman lagi, dan minta pindah ke SPPG yang lain saja.
Kemudian, Ketua Yayasan Berkah Cahaya, Musdaijar, SE, memberikan penjelasan terkait mekanisme penyediaan menu MBG.
Menurutnya, pihak yayasan selalu menyusun laporan menu setiap pekan, termasuk pengadaan bahan baku dan stok untuk satu minggu.
”Kami pihak penyedia berharap jangan sampai diputus, karena sayang nanti anak-anak mau makan apa”, tutupnya.[]
Sumber beritamerdeka.net
