JAKARTA – Video monolog Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka menjadi sorotan publik. Dalam video tersebut, Gibran mengulas peluang besar yang dimiliki Indonesia di tengah tantangan global, salah satunya puncak bonus demografi yang diprediksi terjadi pada 2030-2045 dan video lainnya temah menuai kritikan, istanapun buka suara.
Wakil Menteri Sekretaris Negara (Wamensesneg) Juri Ardiantoro menilai video monolog Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka di kanal YouTube pribadinya sebagai upaya efektif untuk memastikan publik mendapatkan informasi yang akurat dan tidak bias.
“Kadang-kadang informasi yang beredar sering kali sudah bias dan tidak benar, karena itu, baik sekali kalau para pejabat bisa menyampaikan langsung informasi yang benar yang dimiliki, termasuk Pak Wapres,” kata Wakil Menteri Sekretaris Negara (Wamensesneg) Juri Ardiantoro, Minggu (27/4).
“Kadang-kadang Informasi yang beredar sering kali sudah bias dan tidak benar, karena itu, baik sekali kalau para pejabat bisa menyampaikan langsung informasi yang benar yang dimiliki, termasuk Pak Wapres,,” ujar Juri Ardiantoro, Minggu (27/4/2025).
Gibran dalam beberapa pekan terakhir aktif mengunggah video monolog di akun YouTube-nya, membahas berbagai isu strategis.
Setidaknya sudah ada tiga video yang diunggah Gibran, mulai dari video soal Generasi Muda, Bonus Demografi dan Masa Depan Indonesia yang diunggah pekan lalu.
Kemudian ada soal Panggung Sepakbola Nasional dan Dunia yang ditayangkan lima hari lalu. Dan paling anyar Gibran bicara soal Hilirisasi dan Masa Depan Indonesia yang baru upload di YouTube kemarin, Sabtu (26/4).
Untuk itu, Juri berharap masyarakat bisa mendapatkan informasi yang kebenarannya lebih akurat dengan memperoleh langsung dari sumbernya.
“Kami mengharapkan masyarakat mendapatkan informasi yang lebih benar, lebih langsung dari sumbernya, masyarakat tidak banyak mendapatkan informasi-informasi yang sudah di-cloning/framing gitu sehingga bias informasi,” ucapnya.
Sebagai salah satu bentuk penyampaian informasi, dia pun tak mempersoalkan unggahan video monolog yang diunggah Gibran berisi tanggapan atas sejumlah isu tersebut.
Menurut dia, seorang pejabat publik tentu memiliki kepentingan untuk menyampaikan hal-hal yang perlu diberitahukan kepada masyarakat menyangkut program-program pemerintah maupun hal-hal lainnya..
“Salah satu pekerjaan pejabat itu ya bicara, salah satu pekerjaan Pak Presiden Pak Wapres, para menteri ya bicara, menyampaikan hal yang menjadi kebijakan, masa orang bicara dilarang,” tuturnya.
Dia lantas berkata, “Tentu caranya macam-macam, modelnya macam-macam, yang penting pesannya sampai ke masyarakat”.[]
Sumber CNN Indonesia

Mungkin karena mereka blm percaya kepada Gibran ( misalnya mau buka 15 juta lapangan kerja “janjinya waktu kampanye” mestinya itu dulu yg di utamakan bukan membiarkan terjadi PHK besar-besaran…