BANDA ACEH — – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Aceh menerima informasi mengenai konflik antara harimau dan warga yang terjadi di tiga kecamatan di Kabupaten Aceh Timur.
Kepala BKSDA Aceh, Ujang Wisnu Barata, mengungkapkan pada Kamis (16/1/2025), bahwa harimau dilaporkan memasuki perkebunan di Desa Senebok Cina, Desa Julok Rayeuk Selatan, dan Senebok Bayu, Kecamatan Indra Makmur.
Selain itu, harimau juga terlihat di Desa Alue Siwa Serdang, Kecamatan Nurussalam, dan Desa Panton Rayeuk T, Kecamatan Banda Alam.
Lokasi kejadian berada sekitar 13 kilometer dari pemukiman penduduk dan kawasan hutan.
BKSDA Aceh telah mengambil langkah-langkah untuk menangani situasi ini, seperti memasang camera trap (CT), melakukan sosialisasi mengenai kandang anti-harimau, serta mengadakan pengusiran ritual oleh pawang.
“Langkah yang kami lakukan berupa camera trap (CT), sosialisasi kandang anti-harimau, dan pengusiran secara ritual oleh pawang,” sebut Wisnu dilansir kompas.com.
Di Kecamatan Indra Makmur, telah dipasang box trap (perangkap) untuk evakuasi harimau.
“Harimau itu sampai saat ini belum masuk box trap. Meski begitu, tim BKSDA terus memantau pergerakan harimau,” ucap Ujang Wisnu.
Tim BKSDA terus memantau pergerakan harimau dan berkomunikasi intensif dengan masyarakat
“Kami juga berkomunikasi intensif dengan masyarakat untuk memastikan bisa menangani harimau ini,” tuturnya.
Sebelumnya diberitakan, dalam satu bulan terakhir, tiga sapi milik petani di sejumlah desa diterkam harimau. Kondisi itu membuat resah petani di Kabupaten Aceh Timur.[]
Sumber dilansir Kompas.com