MENGENALI tanda-tanda kadar gula darah tinggi di beberapa bagian tubuh perlu sejak awal untuk mencegah komplikasi kesehatan serius di kemudian hari.
Kadar gula darah yang tidak terkontrol dapat memicu berbagai gejala yang bisa dirasakan terutama di area kepala, mata, tenggorokan, dan perut.
Dilansir dari laman resmi Yale Medicine, gula darah tinggi yang terjadi secara berkepanjangan bisa menyebabkan masalah ginjal, penyakit jantung, dan kerusakan mata.
Faktor pemicunya beragam, mulai dari pola makan buruk, kurang olahraga, stres berlwbihan, hingga kebiasaan tidur larut malam.
Lantas, seperti apa gejala yang muncul di keempat bagian tubuh tersebut?
Tanda-tanda gula darah tinggi
Dilansir dari beberapa sumber , berikut tanda-tanda gula darah tinggi yang dirasakan di kepala, mata, tenggorokan, dan perut:
1. Sakit kepala

Dokter spesialis penyakit dalam di Medical Office Manhattan, AS Anisha Patel mengatakan, sakit kepala muncul akibat perubahan cepat kadar gula darah.
Ia menjelaskan, gula darah dapat memicu perubahan hormonal, khususnya pada epinefrin dan norepinefrin.
Perubahan tersebut mengubah perilaku pembuluh darah di otak sehingga sakit kepala terjadi.
“Jadi, sebenarnya bukan gula itu sendiri yang menyebabkan sakit kepala, tetapi perubahan cepat dalam konsumsi gula,” ujar Patel dikutip dari laman resmi Medical Office of Manhattan.
“Fluktuasi kadar glukosa memengaruhi otak lebih dari organ lainnya,” tambahnya.
2. Masalah penglihatan
Tingginya kadar gula darah tidak akan menyebabkan kehilangan penglihatan dalam jangka pendek.
Mengutip laman resmi National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases, gula darah tinggi baru menyebabkan penglihatan kabur selama beberapa hari atau minggu.
Hal tersebut terjadi karena kadar gula darah yang melonjak mengubah kadar cairan atau menyebabkan pembengkakan pada mata yang membantu untuk fokus.
Penglihatan kabur akibat gula darah tinggi bersifat sementara dan akan hilang saat kadarnya mendekati normal.
3. Rasa haus
Caroline Apovian, profesor di Departemen Endokrinologi, Diabetes, dan Nutrisi di Fakultas Kedokteran Universitas Boston mengatakan bahwa gula yang dikonsumsi akan masuk ke perut lalu mengalir ke dalam darah.
Begitu partikel gula mencapai aliran darah, air keluar dari sel dan berpindah ke darah untuk mengembalikan keseimbangan dalam darah.
Saat sel kehilangan air, sel akan mengirimkan sinyal ke otak yang menandakan bahwa bagian tersebut membutuhkan lebih banyak air. Inilah yang kemudian menyebabkan rasa haus di tenggorokan.
“Karena glukosa (gula darah) diserap oleh usus dan masuk ke aliran darah dengan cukup cepat, Anda mungkin merasa haus dalam waktu lima atau sepuluh menit,” kata Apovian dikutip dari Health.com, Rabu (15/6/2022).
4. Mual dan muntah
Gula darah tinggi juga dapat menyebabkan rasa mual dan muntah di perut, terutama jika kondisi ini berkembang menjadi ketoasidosis diabetik (KAD).
Dikutip dari laman resmi Florida Endocrinology and Diabetes Center, KAD merupakan komplikasi serius diabetes yang terjadi saat tubuh mulai memecah lemak untuk energi, bukan glukosa, dan menghasilkan keton asam sebagai produk sampingan.
Hal tersebut terjadi karena tubuh merespons gula darah tinggi dengan melibatkan pemecahan lemak sehingga menghasilkan keton yang terakumulasi dalam darah.
5. Sering buang air kecil
Intensitas buang air kecil meningkat akibat gula darah tinggi karena ginjal mencoba menyaring dan menyerap kelebihan gula darah. Jika ginjal kewalahan maka organ ini akan mengeluarkan kelebihan glukosa dalam urine sehingga frekuensi buang air kecil meningkat. Orang yang tidak dapat mengontrol gula darah akan mengalami peningkatan buang air kecil di malam hari yang disebut nokturia.[]
Sumber Kompas.com
