Caleg NasDem Jember Ngamuk dan Gebrak Meja Karena Suaranya Hilang -ini Faktanya

by
by
Caleg NasDem di Jember ngamuk di kantor kecamatan ngaku suaranya dijual ke parpol lain (Foto: tangkapan layar/detik.com)

SURABAYA — Penanews.co.id — Caleg Partai NasDem Jumadi, mengamuk di Kantor Kecamatan Ajung, Kabupaten Jember tak terima suaranya hilang di KPPS. Caleg DPRD Jember itu menuding ada kecurangan dalam proses Pemilu 2024.

Jumadi menuduh suaranya hilang karena diduga dijual atau diberikan kepada caleg dari partai lain saat proses penghitungan suara.

Menurut pengakuan dia ada 15 suaranya yang hilang di TPS 35, di wilayah setempat.

“Ini nyata-nyata dicuri, karena apa? Karena anggota KPPS ini tim sukses dari PAN dan juga dari Partai Merah. Bahkan dua anggota KPPS ini tidak masuk (layak) sebagai anggota KPPS. Awalnya tidak ada tes, tapi tiba-tiba dua orang ini masuk,” ujar Jumadi dengan emosi, melansir detikJatim, Jumat (16/2/2024).

Mengutip detikJatim Sabtu (17/02/2024) Warga Desa Pacakarya, Kecamatan Ajung itu menuduh suaranya hilang karena dijual atau diberikan kepada caleg partai lain. Ia mengaku 15 suaranya di TPS 35 wilayah setempat hilang.

Berikut sejumlah faktanya:
1. Tuduh Anggota KPPS
Jumadi mendatangi kantor kecamatan setempat dan mengamuk karena mengaku kehilangan 15 suara di TPS 35. Menurutnya, suara tersebut hilang karena diduga diberikan kepada caleg dari partai lain saat penghitungan suara.

Ia menuduh anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) lah yang menjual suaranya tersebut. Menurut Ajung, dua anggota KPPS TPS setempat yang ia tuduh merupakan anggota tim sukses partai lain.

“Ini nyata-nyata dicuri, karena apa? Karena anggota KPPS ini tim sukses dari PAN dan juga dari Partai Merah,” ujar Jumadi dengan emosi, Jumat (16/2/2024).

2. Jumadi Sebut Anggota KPPS Tak Layak
Selain menyebut dua anggota KPPS tim sukses partai, kata Ajung, penetapan mereka juga tidak sesuai prosedur. Sebab, anggota KPPS tersebut, ungkap Ajung, tiba-tiba terpilih padahal hanya lulusan SMP.

Baca Juga:  Pj Bupati Iswanto Inspektur Apel Siaga Satlinmas dan Pembekalan Pemilu

“Bahkan, dua anggota KPPS ini tidak masuk (layak) sebagai anggota KPPS. Awalnya tidak ada tes, tapi tiba-tiba dua orang ini masuk,” kata Jumadi dengan penuh emosi.

“Semua anggota KPPS ini bahkan hanya lulusan SMP. Ayo jangan bilang ini tidak hilang, pikir pakai otak. Yang dibaca ini di sini, bukan (lembaran) plano ini,” sambungnya sembari menggebrak meja.

3. Camat Ikut Kena Semprot
Tak berhenti di situ, Jumadi juga meluapkan amarahnya kepada Camat Ajung yang didampingi Kapolsek Ajung Iptu Agus Idham Khalid. Ia menyebut kecamatan sudah diatur berbuat curang, dan camat tidak bekerja dengan baik.

“Bahkan, saya (menduga) semua di Kecamatan Ajung ini di-setting semua. Sampeyan jadi camat tidak bisa. Jangan bilang tidak hilang. Camat goblok, tidak hilang ini. Iya kalau saksi berani (menegur),” tudingnya sembari menghujat.

4. Dapat Suara 9, Tuding Suaranya Dijual
Jumadi mengatakan, perolehan suaranya harusnya 15, tapi hanya 9. Ia pun menuding suaranya hilang karena sengaja dijual ke partai lain. Jumadi menuduh oknum KPPS di TPS 35 yang menjual suaranya.

“TPS 35, Jumadi dapat 15 suara. Tapi kalau tidak lolos tidak apa-apa, tapi ini hilang. Saya pengalaman sebagai saksi. Kalau tidak berani, ini buka TPS 35. Ini pak suara saya (jadi) 9. Pasti suara saya hilang karena lari ke PAN atau PDIP,” ujarnya dengan nada yang tetap tinggi.

“Pasti dijual sudah, ayo demokrasi yang adil. Nyata ini pak, di plano besar ada 15 suara ditandatangani semua. Di salinan plano kecil yang tanda tangan hanya satu, Yuyun. Yang lain diduga palsu. Mana mau maju negara ini? Saya tetap memaksa dibuka, ayo kita buka, saya akan cari suara saya ini. Pasti ke PAN dan PDIP,” tandasnya.

Baca Juga:  Keterlibatan Ulama Hanya Sebatas Mendongkrak Popularitas

Ia pun mengancam akan membuat laporan resmi ke Bawaslu Jember. Dalam waktu dekat laporan itu akan dilakukannya.

Sementara itu, Camat Ajung Beni Armando Ginting mengaku sudah menerima laporan tersebut. Menurutnya, teknis penyelesaian masalah Pemilu 2024 merupakan ranah penyelenggara pemilu.

“Ini mestinya ke PPK (Panitia Pemilihan Kecamatan) yang berhak komentar. Kami Muspika hanya memfasilitasi saja. Karena ini kaitan teknis ke penyelenggara Pemilu,” ujar Ginting.

5. PPK Beri Tanggapan
Ketua PPK Ajung Nikita menegaskan pihaknya sudah bekerja sesuai regulasi KPU. Dia juga sudah memberi penjelasan kepada Jumadi.

“Yang dipermasalahkan Jumadi itu, di C hasil salinan itu angkanya (perolehan suara) nol. Sedangkan di C Plano hasil angkanya 15 suara. Nah, kemungkinan karena KPPS faktor kelelahan atau bagaimana. Jadi di C hasil salinan itu tidak ditulis,” kata Nikita.

“Tapi saya sudah menegaskan, yang dibacakan di tingkat kecamatan, ya C hasil itu. Namun, Pak Jumadi tidak terima, bilangnya suaranya itu dijual ke Partai Merah. Intinya gitu,” sambungnya.

Pihaknya pun menyerahkan seluruh persoalan tudingan itu kepada Panwascam untuk memeriksa permasalahan yang dituduhknan Ajung. Sebab, menurut Nikita, Panwascam yang akan menanganinya.

Baca juga; Pengemudi Ojol Meninggal di Atas Motor Saat Tunggu Penumpang di Sidoarjo

Baca juga; Viral Seorang Caleg Nasdem di Banyuwangi Tarik Bantuan Paving Block karena Kalah Suara

Baca juga; Sadiman Pakayu Minta Polda Sulbar sikapi Bentrokan dua kelompok Warga Mamuju Tengah gegara rebut lahan

Baca juga; Baru 4.337 Jamaah Calon Haji Aceh Lunasi Biaya Perjalanan Haji

Baca juga; Mengherankan! Biden terus dorong gencatan senjata di Gaza, Namun AS berencana mengirim senjata presisi ke Israel

BACA SELENGKAPNYA KLIK DISINI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *