Tekan Harga Gas LPG; Bahlil Mau Produksi di Dalam Negeri, Tidak Bergantung pada Aramco

by

JAKARTA — Penanews.co.id — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menyatakan bahwa Indonesia kini bergantung pada impor Liquefied Petroleum Gas (LPG) untuk memenuhi tingginya permintaan domestik.

“Terkait persoalan migas khususnya gas LPG, kita juga dalam kondisi yang memprihatinkan karena konsumsi kita sekarang 8 juta ton per tahun, kapasitas produksi kita cuma 1,7 juta ton. Jadi kita impor 6-7 juta ton,” kata Bahlil dalam acara Malam Penghargaan Keselamatan Migas, Senin (7/10/2024).

“Saya tanya kepada tim ESDM kenapa nggak bisa kita membuat LPG dalam negeri? Ternyata harus ada C3, C4, saya juga nggak ngerti C3, C4 tuh apa,” tambahnya.

Menurut data dari SKK Migas, terdapat sekitar 2 juta yang masih dapat dikonversi menjadi LPG. Di masa depan, Bahlil menyatakan akan merekomendasikan kepada presiden terpilih, Prabowo Subianto, agar segera mengembangkan industri dalam negeri dan memanfaatkan bahan baku yang tersedia.

“Saya katakan bahwa insyaallah ke depan kalau Pak Prabowo punya program untuk kedaulatan energi, kami akan menyarankan agar segera membangun industri dalam negeri, memanfaatkan bahan-bahan baku yang ada dalam negeri kita,” imbuhnya.

Selain itu, dipastikan bahwa harganya lebih terjangkau. Bahlil menegaskan bahwa Indonesia tidak seharusnya terus bergantung pada perusahaan minyak besar dari Arab Saudi, Aramco, karena harganya cenderung lebih tinggi.

“Dengan harga yang ekonomis, jangan harga Aramco contoh US$ 600, transport US$ 50 berarti US$ 650, industri dalam negeri dibelinya harga di bawah US$ 600, nggak fair menurut saya, malah saya melihat ada apa di balik ini,” ucapnya.

Baca Juga:  Pemerintah Pastikan Honorer dan Perangkat Desa Tak Akan Dapat THR

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *