USK dan AS Gelar Crisis Management Exercise

by
by
TDMRC USK bersama Amerika Serikat mengadakan pelatihan manajemen krisis dalam rangka peringatan 20 tahun tsunami Aceh, Selasa 29 Oktober 2024 | foto: Ist

BANDA ACEH – Dalam rangka memperingati 20 tahun tsunami Aceh, Universitas Syiah Kuala (USK) menyelenggarakan Crisis Management Exercise pada Selasa (29/10/2024). Kegiatan ini dilaksanakan oleh Tsunami Disaster Mitigation Research Center (TDMRC) USK bekerja sama dengan pemerintah Amerika Serikat.

Rektor USK, Prof. Dr. Ir. Marwan, membuka acara yang berlangsung di Auditorium TDMRC. Dalam sambutannya, beliau mengenang keberanian dan ketahanan rakyat Aceh yang bangkit setelah bencana, serta mengapresiasi dukungan dari mitra global, khususnya pemerintah dan rakyat Amerika Serikat.

Rektor menekankan bahwa TDMRC telah menjadi pusat inovasi dan pengetahuan dalam penelitian tsunami dan bencana, serta berperan penting dalam menangani isu-isu di tingkat lokal, nasional, dan internasional.

“Kontribusinya sangat penting dalam membuat komunitas kita lebih tangguh dan dalam memposisikan USK sebagai mitra regional dalam penelitian bencana,” sebut Prof Marwan.

Melalui karya-karya inovatifnya, TDMRC tidak hanya memperdalam pemahaman kita tentang risiko tsunami dan strategi mitigasi, tetapi juga memberikan wawasan penting tentang kesiapsiagaan untuk semua jenis bencana alam.

Pelatihan manajemen krisis hari ini, disebutnya, memperkuat warisan kesiapsiagaan dan kolaborasi global. “Dengan terlibat dalam latihan ini, kita menggabungkan keahlian, sumber daya, dan dedikasi kita, menjadi lebih mampu dan tangguh dalam menghadapi potensi krisis,” ujar Rektor.

Kemitraan antara Indonesia dan Amerika Serikat ini mencerminkan komitmen kita untuk melindungi nyawa, membangun komunitas yang lebih aman dan menjunjung tinggi martabat manusia di saat kesulitan.

“Saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Kedutaan Besar Amerika Serikat, Kantor Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Medan, serta kepada semua peserta, penyelenggara dan mitra yang telah membuat acara ini sebaik mungkin,” pungkasnya.

Pj Konsul Amerika Serikat untuk Sumatera, Kristy Mordhorst, menyampaikan apresiasi kepada TDMR atas segala dedikasi yang sudah diberikan.

Baca Juga:  1.319 Kursi Mahasiswa Baru USK TA 2024/2025 Tidak Terisi

“Untuk merenungi tsunami, kita turut merenungkan kekuatan orang-orang yang selamat. AS termasuk yang berperan utama, saat bencana terjadi,” sebutnya. 

Setelah tsunami, AS bersama mitra internasional, memberikan bantuan yang substansi, seperti membangun rumah, fasilitas publik, dan banyak lagi. 

“Sekali lagi sedekade terakhir AS merespon 19 bencana di Indonesia, termasuk gempa bumi di Palu dan Donggala, Sulteng,” ujar Mordhorst.

Termasuk dukungan pemantauan bencana, BNPB yang menghubungkan pusat darurat informasi dengan kantor subnasional. Memfasilitasi keputusan tepat waktu dalam merespon bencana.

“Kami sangat mengapresiasi komitmen anda yang tak tergoyahkan dalam melindungi masyarakat dan mendukung budaya kesiapsiagaan dan ketahanan. Saat ini kita memasuki latihan krisis. Setiap anda membawa kekayaan pengalaman yang berbeda-beda,” tukasnya.

Sementara itu, Plh Asisten Pemerintahan Keistimewaan dan Kesejahteraan Rakyat Sekda Aceh, Syakir, menyebutkan, Aceh telah memiliki Pusat Peringatan Dini Tsunami yang beroperasi 24 jam tersebar di sepanjang pesisir, terhubung langsung dengan BMKG dan Pusat Peringatan Tsunami Internasional.

“Sehingga informasi bencana dapat diterima dalam hitungan menit,” tutur Syakir. 

Sepanjang pesisir Aceh telah dibangun 50 escape building dengan standar tahan gempa dan tsunami. Ratusan kilometer jalur evakuasi telah dirancang dengan cermat, dilengkapi rambu-rambu yang jelas, dengan titik kumpul yang aman.

“Yang lebih membanggakan, masyarakat kita secara rutin telah melakukan simulasi evakuasi, memastikan setiap warga tahu apa yang harus dilakukan ketika bencana mengancam,” pujinya.

Pendidikan kebencanaan menjadi bagian integral, dari kurikulum sekolah di Aceh. Lebih dari seribu sekolah siaga bencana telah dibentuk. Tidak hanya belajar tentang karakteristik bencana, tapi juga praktik penyelamatan diri, dilatih secara berkala.[]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *