SURABAYA — SMPN 39 Surabaya, Jawa Timur, menerapkan kebijakan tidur siang untuk siswa sebagai bagian dari upaya meningkatkan semangat belajar. Kebijakan ini didasarkan pada hasil penelitian yang menunjukkan manfaat positif bagi para siswa.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, menyampaikan tanggapannya terkait kebijakan tersebut. Menurutnya, tidur siang bagi siswa merupakan keputusan yang diambil oleh pihak sekolah, bukan kebijakan dari pemerintah pusat. “Bukan kebijakan menteri,” ujar Mu’ti saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Rabu, 21 Januari 2025.
Meski demikian, Mu’ti memberikan apresiasi terhadap inisiatif tersebut, terutama dari sisi psikologis dan fisiologis anak-anak. Ia juga menilai bahwa kebijakan tidur siang sangat relevan bagi sekolah-sekolah yang menggelar pembelajaran hingga sore hari.
Bagi sekolah yang waktu belajarnya sampai sore, itu memang bagus karena mereka sudah menyiapkan tempat dan pengawasan yang sesuai untuk tidur siang, tambah Mu’ti. Ia juga menjelaskan bahwa dalam bahasa Inggris, aktivitas ini dikenal dengan istilah “take a nap”, sambungnya
Ruang tidur telah disediakan
Kebijakan tidur siang bagi siswa oleh SMPN 39 Surabaya ini menjadi perbincangan hangat di media sosial karena unik dan inovatif. Penerapan jam tidur siang bertujuan untuk kesehatan dan meningkatkan produktivitas.
Kebijakan ini menjadi salah satu inovasi sekolah dalam menghadirkan lingkungan belajar yang sehat dan produktif. Dalam video yang beredar, terlihat tidur siang ini dilakukan di ruangan khusus yang dilengkapi dengan bantal, dan pencahayaan redup untuk menciptakan suasana yang nyaman. Para guru juga ikut memantau agar kegiatan berjalan tertib.
Dalam kebijakan tersebut, para siswa diberikan waktu istirahat selama 15 hingga 30 menit setelah jam istirahat makan siang, di mana mereka dianjurkan untuk tidur di ruangan yang telah disediakan.
Kebijakan ini diterapkan sekolah berdasarkan penelitian yang menunjukkan bahwa tidur siang singkat dapat membantu meningkatkan konsentrasi, memperbaiki mood, dan meningkatkan daya ingat. Kebijakan tersebut juga dilakukan di beberapa negara lain, salah satunya Jepang.[]
