WASHINGTON — Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, memprovokasi Israel untuk membatalkan kesepakatan gencatan senjata jika kelompok Hamas tidak membebaskan seluruh sandera pada 15 Januari mendatang. Pernyataan Trump sangat keterlaluan.
![](https://penanews.co.id/wp-content/uploads/2025/02/WhatsApp-Image-2025-02-11-at-19.31.14.jpeg)
Situasi ini akan memicu ketegangan di kawasan Timur Tengah, dengan ancaman pembatalan gencatan senjata yang dapat memperburuk konflik antara Israel dan Hamas.
“Menurut saya, jika semua sandera tak dikembalikan pada Sabtu pukul 12.00, saya akan katakan, batalkan saja dan biarkan kekacauan terjadi,” kata Trump ke awak media di Ruang Oval pada Senin (10/2), dikutip CNN.
![](https://penanews.co.id/wp-content/uploads/2025/02/WhatsApp-Image-2025-02-09-at-18.52.48.jpeg)
Ketika ditanya lebih lanjut tentang bentuk kekacauan yang mungkin terjadi di Gaza, Trump enggan memberikan penjelasan rinci.
“Anda akan tahu, mereka akan tahu. Hamas akan tahu maksud saya,” kata politikus dari Partai Republik tersebut.
![](https://penanews.co.id/wp-content/uploads/2025/02/WhatsApp-Image-2025-02-08-at-22.33.22.jpeg)
Sejak dilantik secara resmi, Trump telah meragukan keberlangsungan kesepakatan gencatan senjata. Dia bahkan mengusulkan untuk mengusir warga Gaza secara permanen dan menyatakan bahwa Amerika Serikat akan mengambil alih kendali atas wilayah tersebut.
Sementara itu, Hamas sebelumnya telah mengumumkan penundaan pembebasan sandera yang semula dijadwalkan pada 15 Februari.
Juru bicara sayap militer Hamas, Brigade Al Qassam, Abu Ubaida, menyatakan bahwa penundaan ini dilakukan karena Israel dianggap melanggar kesepakatan gencatan senjata yang telah disepakati.
“Para sandera tetap di tempatnya sampai entitas pendudukan [Israel] mematuhi kewajiban masa lalu dan memberikan kompensasi secara retroaktif,” ungkap Ubaida, dikutip Al Jazeera, Senin (10/2).
![](https://penanews.co.id/wp-content/uploads/2024/11/WhatsApp-Image-2024-11-24-at-12.30.26.jpeg)
Israel, lanjut dia, telah melanggar sejumlah bagian dari gencatan senjata yang sudah disepakati kedua pihak.
“Selama tiga pekan terakhir, pimpinan perlawanan [Hamas] memantau pelanggaran dan ketidakpatuhan Israel terhadap perjanjian,” ucap jubir itu.
Pelanggaran-pelanggaran ini termasuk menunda pemulangan para pengungsi ke Gaza Utara, menargetkan warga dengan tembakan, dan tak mengizinkan masuk bahan bantuan dalam segala bentuk.
Hamas dan Israel sepakat gencatan senjata yang mulai berlaku pada 19 Januari.
Kesepakatan itu mencakup pertukaran tahanan dan sandera, penarikan pasukan Israel dari Gaza, hingga lebih banyak bantuan yang masuk ke wilayah itu.
Hingga kini, Israel dan Hamas sudah melakukan lima kali pertukaran sejak gencatan dengan 21 warga Israel dilepas dan lebih dari 730 warga Palestina dibebaskan.
Gencatan senjata itu disepakati setelah Israel meluncurkan agresi ke Palestina sejak Oktober 2023. Imbas operasi ini, lebih dari 48.000 orang meninggal.[]
Sumber CNN Indonesia
![](https://penanews.co.id/wp-content/uploads/2025/02/WhatsApp-Image-2025-02-10-at-16.25.42.jpeg)
![Redaksi](https://penanews.co.id/wp-content/uploads/2024/07/cropped-IMG-20240202-WA0023-removebg-preview-100x100.jpg)