Kafilah Aceh Barat Kecewa di Fahmil Quran

by

SINABANG — Penanews.co.id — Kafilah Aceh Barat merasa dirugikan di cabang lomba Fahmil Qur’an , karena mendapat pengurangan nilai, akibat hal yang mereka rasa tidak dilakukan.

Meskipun tim pengamat telah mengajukan interupsi terkait pengurangan nilai yang dirasa tidak adil oleh dewan juri, upaya tersebut sayangnya tidak direspon dengan serius.
Hal tersebut disampaikan Ustadz Kamil Syafruddin Lc, usai lomba Fahmil Qur’an di lokasi Sekretariat BPBD Simeulue, Senin ( 27/11/2023)
Pihak Aceh Barat menilai dewan juri tidak fair karena tidak ada penjelasan sebelumnya pada teknikal meeting .
Menurut Ustadz Kamil, peserta Aceh Barat tidak membawa kertas apapun, namun kertas yang dimiliki peserta tersebut merupakan kertas yang disediakan pihak dewan hakim. “Soal kalah menang itu biasa, tapi terkesan melakukan kecurangan, ini kita tidak bisa terima, karena kita tidak melakukan kecurangan sedikitpun. “Kertas yang ditulis itu bukan dibawa dari bawah, tapi hanya untuk memudahkan menghafal surat, dan itu ditulis di meja di atas,’ tegas ustad Kamil.

Namun Dewan Juri memutuskan pengurangan nilai kepada peserta Aceh Barat, walaupun sudah menjawab dengan benar dan telah dilakukan penambahan nilai 100, namun di anulir dan dilakukan pengurangan nilai 100.

Keputusan yang dianggap menimbulkan ketidakpuasan besar di antara para peserta dan pendukungnya. Kafilah Aceh Barat berharap adanya kejelasan serta peninjauan ulang terhadap penilaian demi mempertahankan keadilan dalam kompetisi fahmil Qur’an ini.

Sedangkan salah satu dewan juri DR. Abdul Syukur, M.Ag mengatakan, saat di ajukan soal rebutan untuk pertanyaan nama surah di dalam Al-Qur’an dijawab peserta dengan melihat tabel urutan surah yang sudah ada catatan pada peserta, maka jawaban itu dinyatakan tidak dibenarkan, sehingga nilai yang sudah diberikan dicabut kembali,.

Ia mengakui pihak dewan hakim tidak memeriksa semua peserta sebelum naik ke meja perlombaan, karena menurut nya semua peserta dan official sudah memahami semua ketentuan bahwa ketika tampil itu tidak boleh bawa catatan apapun, sejak awal tampilpun tidak dilakukan karena peserta sudah memahami teknik lombanya terjadi seperti itu, sebutnya.

Bahkan katanya saat soal mawaris itu peserta catat di meja dan dikasih pulpen dan kertas kosong di mejanya. Namun pihak nya menduga kertas itu dibawa oleh peserta ” kita tidak tau kertas itu dibawa, diantar atau disuruh, kita menduga karena sudah ada nomor urut satu sampai semua urutan surah, pungkasnya.[chliss]

Lihat juga: Komisi VIII dan Pemerintah Sepakati Rerata BPIH 2024 Rp93,4 Juta, Jemaah Hanya Bayar Rerata Rp56,04 Juta.

Lihat juga; Pelaku Penembakan Tiga Mahasiswa Palestina di Burlington AS di Tangkap.

Lihat juga : Mahfud Kampanye Perdana di Sabang, Ini Alasan.

Lihat juga: Pria Naas, Belum Sempat Lampiaskan Syahwat Keburu Tewas.

Lihat juga; Kemenag Buka Program Persiapan Beasiswa bagi Santri Pesantren Salafiyah, Ini Syaratnya.

Lihat juga; “Kelegaan Luar Biasa” Ketika Pengiriman Bantuan PBB ke Gaza Utara Meningkat dalam Masa Jeda Perang.

Lihat juga; Doa Saat Turun Hujan Agar Tidak Mendatangkan Banjir.

Lihat juga: Gaza: Harapan untuk perpanjangan gencatan senjata saat gencatan senjata Israel-Hamas memasuki hari terakhir.

Lihat juga; Hari Ke-empat Pembebasan, Israel dan Hamas sama khawatir mengenai Daftar Sandera, kata seorang pejabat

LIHAT LEBIH BANYAK LAGI KLIK  DISINI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *