Foto: Ketua TKD Prabowo-Gibran Sumut, Ade Jona Prasetyo. (Nizar Aldi/detikSumut)
MEDAN — Penanews.co.id.– Pernyataan Tim Hukum Nasional (THN) AMIN Sumut yang menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) memalukan, ditanggapi dengan santai oleh Tim Kampanye Daerah (TKD) Prabowo-Gibran Sumut
Mereka menganggap THN AMIN Sumut berlebihan.
“Hari ini kita menanggapinya dengan santai saja. Kan presiden boleh ikut kampanye asal tidak menggunakan fasilitas negara,” kata Ketua TKD Prabowo-Gibran, Ade Jona Prasetyo kepada detikSumut, Minggu (4/2/2024).
Dilansir detikSumut, Ade mengatakan terkait persoalan itu pun telah dijelaskan oleh Presiden Jokowi bahwa dirinya berhak untuk memilih pula. Hal itu diatur dalam UU No 7 tahun 2017 tentang Pemilu pasal 299.
Kita menanggapinya tidak ada yang terlalu berlebihan. Pihak sana aja yang terlalu berlebihan. Pihak sana kan fitnah-fitnah terus. Ini kan sudah mendekati pemilu. Kalau bisa kita sama-sama menjaga kondusifitas lah,” sebutnya.
Ade berharap di pemilu tahun ini tidak terjadi perpecahan. Sebab, berbeda pilihan atau pun pandangan adalah hal yang biasa. Oleh karena itu, jangan sampai situasi di negara ini terpecah belah.
Sebelumnya diberitakan, THN AMIN Sumut merespons sinyal Presiden Jokowi mendukung salah satu capers-cawapres yang bertarung dalam Pilpres 2024. Menurutnya sikap presiden tersebut memalukan.
“Kami dari Tim Hukum AMIN Sumatera Utara atas fenomena bagaimana presiden, perangkat-perangkat yang digerakkan seandainya sudah masuk ke ranah pemain maka kami katakan presiden tahun 2024 Jokowi sangat memalukan. Itu satu,” kata Ketua THN AMIN Sumut Yance Aswin, Sabtu, (3/2/2024).
Yance juga mengomentari jika masyarakat Indonesia dalam pemilu 2024 taat hukum. Namun dengan melihat kondisi politik saat ini, masyarakat akan berselisih dalam pemilu 2024.
“Yang kedua untuk mengantisipasi bentuk-bentuk kecurangan ini sebenarnya masyarakat akhirnya akan bergerak dan berselisih dengan penyelenggara,” terangnya.
“Karena pada prinsipnya masyarakat ini sebenarnya patuh hukum. Sampai hari ini tidak ada pergerakan apapun di Indonesia ini karena masyarakat masih percaya terhadap konstitusi yang berjalan tapi pada saat 14 Februari menuju ke sana ini riak-riaknya sudah semakin dalam,” sambungnya.
Perselihan itu, disebut Yance, muncul setelah melihat fenomena banyaknya gerakan merespons situasi politik yang tak kondusif termasuk dari akademisi sejumlah universitas di Indonesia. “Kenapa saya katakan, civitas akademik, kampus-kampus sudah mulai bergeliat menyatakan tentang demokrasi dan etika,” akunya.
Sehingga Yance meminta Jokowi agar menunjukkan sikap netral dalam pemilu 2024.
“Saya pikir di sini sebagai pemimpin negara Pak Jokowi tolonglah, Pak Jokowi anda tunjukkanlah apa yang anda cakap kan sebelumnya (netral). Anda buktikan, supaya masyarakat Indonesia yang anda pimpin hari ini itu percaya bahwa pemerintah benar-benar berada di posisi segala sesuatu untuk kesuksesan pemilu 2024,” pungkasnya.
Baca juga; Nila Rufaidah Secara Aklamasi Terpilih Kembali sebagai Ketua INI Aceh
Baca juga; Mobil terseret longsor ke Sungai di Taput, Pasutri berikut Bayi tewas
Baca juga; BEM UB Sebut Ada Konsolidasi Gerakan Serentak Reformasi Jilid 2
Baca juga; Mahasiswa Gugat UU ke MK, Minta Caleg Terpilih Mundur Jika Ikut Pilkada
Baca juga; Berkas Kasus Firli Dikembalikan Lagi oleh Jaksa, Polda Metro Siap Lengkapi