BANDA ACEH — penanews.co.id Dengan berbagai alasan pemerintah Aceh nyaris saban tahun melakukan kunjungan ke luar negeri dengan alasan, studi banding, mencari investasi, kerjasama dan lainnya yang penting bisa berangkat.
Misalnya, beberapa waktu lalu Kepala Badan Pengelolaan Keuangan Aceh (BPKA) dan Kepala Bappeda Aceh nekat melakukan kunjungan ke negeri Belanda dengan agenda mencari sumber data dan fakta sejarah tentang tanah Blang Padang yang berada ditengah pusat kota Banda Aceh.
Hal itu diungkapkan pengamat sosial dan politik pemerintahan Usman Lamreung kepada AcehStandar.com, Jum’at (24/3/2023).
Seperti yang dilansir Acehstandart, menurut Usman, kini publik Aceh mempertanyakan urgensi kedua pejabat tersebut ke luar negeri?. Lantas masyarakat juga meminta ke dua pejabat yaitu Azhari, SE.M.Si dan HT. Ahmad Dadek, SH, MH untuk menjelaskan apa saja hasil yang didapat dari perjalanan dinas ke negeri kencir angin tersebut.
“Coba tanyakan, apa yang sudah mereka dapat disana (Belanda), lalu bagaimana untuk tindakan selanjutnya?,” tanya dosen Universitas Abulyatama (Unaya) Aceh ini.
Kepala Bappeda dan BPKA Aceh tidak boleh abai, wajib menjelaskan ke publik Aceh tujuan yang mereka sebenarnya negeri Belanda. Jika tidak, tentu ini akan memperkuat kecurigaan bahwa tujuan keduanya kesana hanya jalan-jalan dan bertamasya dengan dalih mencari informasi tentang aset Pemerintah Aceh.
“Mestinya terkait masalah polemik tanah Blang Padang cukup diselesaikan oleh Pemerintah Aceh di tingkat internal dengan melibatkan forkopimnda, dibahas dan diselesaikan bersama.
Bahkan kalau perlu juga dengan melibatkan universitas dan sejarawan di Aceh yang mengetahu atau minimal punya bukti dan referensi sejarah terkait aset tanah Blang Padang tersebut.
“Jadi bukan malah ambil kesempatan dan untuk menjadi alasan atau alibi untuk bisa memenuhi hasrat jalan-jalan ke luar negeri,” ujar Usman.
Kata Usman melihat dari sisi tupoksi, masalah aset tanah Blang Padang itu juga tidak ada hubungannya dengan Bappeda. Bappeda Aceh tupoksinya adalah menyusun program dan perencanaan Pembangunan.
Sementara dengan BPKA juga tidak terlalu urgen, konon lagi Azhari kepala BPKA disebut-sebut juga akan memasuki usia pensiun, sehingga otomatis jika ada katakanlah tindak lanjut terkait tanah Blang Padang maka yang bersangkutan juga tidak lagi punya kewenangan untuk memutuskan.
“Jadi terkesan kuat memang misi mereka ke Belanda adalah tak lebih hanya misi jalan- jalan,” ujarnya.
Keberangkatan mereka berdua keluar negeri tentu sangat miris bila kita berkaca pada konsisi Aceh yang masih berkutat sebagai daerah termiskin.
“Nah, ini artinya elit-elitnya di Aceh ini memang tak punya sense of crisis, dan terkesan pejabat justru bisa seenaknya menghabiskan uang rakyat untuk bertamasya ke luar negeri,” demikian kata Usman mengkritisi sikap pejabat di Aceh
Elit purna tugas dihadiahi paket” perjalanan luar negeri
Untuk itu Usman Lamreung meminta Pj. Gubernur untuk melakukan evaluasi khusus terhadap semua agenda perjalanan dinas para pejabat ke luar negeri yang nyatanya selama ini tidak memberi dampak positif apapun terhadap Aceh.
Sudah seharusnya ada mekanisme evaluasi agar tidak ada lagi uang rakyat yang dihambur- hamburkan untuk memuaskan hobi bertamasya para elit birokrasi ke luar negeri.
Menurut Usman, ia mendapat informasi selama ini semacam ada tradisi memberi hadiah atau cedera mata tanda perpisahan bagi pejabat tinggi di lingkup birokrasi yang mendekati masa purna tugas dengan memberi “paket” perjalanan luar negeri.
Bepergian keluar negeri itupun tentu dengan berbagai misi dan kepentingan yang dibuat-buat karena memang tidak ada urgensinya selain bentuk “penghargaan atas pengabdian” mereka yang nyatanya tidak berkontribusi bagi kemajuan dan kesejahteraan rakyat Aceh.
Jika info ini benar adanya, maka ini adalah bentuk korupsi moral, penjajahan dan penindasan oleh elit-elit birokrasi Pemerintah Aceh.
“Bagaimana tidak, mereka terus bersenang- senang di atas penderitaan rakyat Aceh yang terus didera kemiskinan tanpa berkesudahan,” ungkapnya.
Ia pun meminta Pj. Gubernur Aceh harus segera menghentikan budaya tak beradab ini.
Dilansir kabaraktual.id, Teuku Dadek mengaku dirinya akan berangkat ke negeri Belanda
“Benar. Sekarang saya sedang di Jakarta dalam persiapan berangkat ke Belanda,” ujar Dadek saat dikonfirmasi media siber kabaraktual.id, Kamis, 9 Maret 2023 sore. (chliss)