BENER MERIAH – Penanews.co.id – Pemerintah pusat menunjukkan komitmen kuat dalam mempercepat penanganan bencana di Aceh. Direktur Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan (Bina Adwil) Kementerian Dalam Negeri, Safrizal ZA, bersama Gubernur Aceh Muzakir Manaf (Mualem), turun langsung ke Bandara Rembele, Bener Meriah, Selasa (2/12/2025),
Kehadiran Safrizal di Tanah Gayo itu untuk mengawal distribusi bantuan logistik dari pemerintah pusat bagi masyarakat terdampak banjir bandang di Kabupaten Bener Meriah dan Aceh Tengah.
Kedatangan Safrizal Mualem, menggunakan pesawat TNI Angkatan Laut, menjadi simbol nyata sinergi antara pusat dan daerah dalam memastikan bantuan sampai tepat sasaran dan cepat diterima masyarakat.
Dalam kunjungan tersebut, mantan Pj Gubernur Aceh itu menegaskan bahwa penanganan bencana bukan hanya tanggung jawab satu pihak, melainkan kerja bersama antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, TNI–Polri, dan seluruh elemen masyarakat. “Penanganan bencana tidak mungkin dilakukan sendiri.
Semua pihak harus bergerak bersama agar warga cepat tertolong dan tidak ada satu pun yang tertinggal,” ujarnya dengan tegas di sela-sela konsolidasi bersama Gubernur Aceh dan Bupati Bener Meriah di Bandara Rembele.
Ia juga menjelaskan, logistik bantuan yang tiba di Bandara Rembele segera didistribusikan ke dua wilayah terdampak utama, yakni Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten Bener Meriah. Mengingat Aceh Tengah tidak memiliki bandara yang memadai, jalur distribusi logistik difokuskan melalui Bandara Rembele sebagai titik transit utama.
Bantuan kita bagi dua, sebagian untuk Aceh Tengah dan sebagian untuk Bener Meriah. Ini wujud kerja bersama yang cepat dan terukur agar bantuan tepat sasaran,” kata mantan Lurah Kuta Blang Lhokseumawe itu.
Selain bantuan logistik berupa bahan makanan, tenda, dan perlengkapan medis, Kementerian Dalam Negeri juga menyalurkan bantuan khusus berupa alat jaringan internet portabel kepada Pemerintah Kabupaten Bener Meriah.
Langkah ini diambil untuk mengatasi putusnya jaringan komunikasi yang sempat menghambat koordinasi lapangan. “Informasi adalah kunci dalam penanganan bencana. Dengan adanya alat jaringan internet ini, diharapkan komunikasi antara pusat dan daerah dapat kembali lancar,” ujar Safrizal.
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa penguatan ketahanan daerah terhadap bencana tidak hanya berbicara tentang infrastruktur fisik, tetapi juga kesiapan sistem tata kelola pemerintahan, kapasitas fiskal daerah, dan partisipasi masyarakat. Menurutnya, bencana adalah ujian bagi solidaritas dan kecepatan pemerintah dalam melayani rakyat di saat krisis.
Ia mendorong agar seluruh perangkat daerah meningkatkan kesiapsiagaan dan memperkuat koordinasi lintas sektor.
Menutup keterangannya, Safrizal ZA menegaskan bahwa kunci keberhasilan penanganan bencana ada pada kolaborasi dan semangat pantang menyerah. “Bencana tidak bisa ditangani sendiri, tetapi dengan kebersamaan semua pihak.
Tidak boleh ada kata menyerah untuk kepentingan rakyat Aceh. Kita harus bergerak cepat, tanggap, dan bersatu,” tutupnya dengan penuh optimisme.





