HALMAHERA SELATAN — Penanews.co.id — Kepala desa (kades) Desa Foya Tobaru, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara, Yunus Solasi (46) dikeroyok warganya sendiri hingga babak belus saat penyaluran bantuan langsung tunai (BLT).
“Luka-luka pada wajah Yunus mengeluarkan darah,” ujar Kasi Humas Polres Halmahera Selatan Ipda M Baedawi kepada detikcom, Jumat (22/2/2024).
“Pengeroyokan itu terjadi saat berlangsung kegiatan sosialisasi dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa sekalian dengan penyaluran bantuan langsung tunai, pembayaran honor dan gaji aparatur desa,” katanya.
Kejadian itu tepatnya terjadi di Kantor Desa Foya Tobaru, Kecamatan Gane Timur, Halmahera Selatan pada Kamis (22/2) sekitar pukul 11.00 WIT. Insiden bermula saat Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) menggelar sosialisasi yang dirangkaikan dengan penyaluran BLT, serta pembayaran honor dan gaji aparatur desa.
Baedawi menyebut warga sebelumnya mendesak ke Bupati Halmahera Selatan untuk mencopot Yunus dari jabatannya sebagai kepala desa. Namun sampai saat ini tak kunjung direspons hingga memicu peristiwa tersebut.
“Cuman desakan warga ke bupati untuk ganti kepala desa belum ada realisasi sampai sekarang, akhirnya mereka langsung mengamuk itu,” ujarnya.
Lebih lanjut Baedawi menuturkan, selain Yunus, seorang warga bernama Sostenes Ando (51) turut diamuk warga. Sostenes dipukul warga karena diduga ikut membela Yunus.
“Korbannya ada dua orang, kepala desa dengan satu orang bernama Sostenes Ando. Dia bekerja sebagai petani. Mungkin dia pro kepala desa, karena di sana itu ada pro dan kontra. Jadi yang pro itu yang ikut bantu, akhirnya kena sasaran juga itu,” ujarnya.
Saat ini penyidik Polsek Gane Timur sedang melakukan penyelidikan terkait peristiwa tersebut. Warga yang mengeroyok kades akan diproses secara hukum.
“Dari Polsek Gane Timur lagi melakukan penyelidikan, jadi tetap akan ada langkah hukum (terhadap warga yang melakukan pengeroyokan) setelah pihak Polsek melakukan penyelidikan,” imbuh Baedawi.
Dari video berdurasi 2 menit 47 detik yang dilihat detikcom, Yunus bersama Sostenes dikeroyok warga di ruang pertemuan kantor desa. Terdengar suara pria berteriak we kasih mati pe dia itu, we bunuh, kasih mati kepala desa.
Amukan warga membuat Yunus terjatuh di depan pintu sebuah ruangan, lalu diinjak oleh sejumlah pria. Terdengar juga teriakan untuk berhenti memukul.
Yunus yang terlihat bangkit dengan kondisi wajah berlumuran darah mengambil sebuah kursi plastik dan menghantam ke seorang pria. Sesekali, Yunus tampak mengelap wajahnya yang berlumuran darah dengan kaos.
Sementara, seorang wanita yang mencoba melindungi Yunus dari amukan warga terkena kursi di kepalanya. Sedangkan seorang wanita yang mengenakan kaos hitam terlihat memeluk erat Yunus sambil menangis.
Kericuhan itu berlangsung hingga di luar ruangan kantor desa. Bahkan sejumlah ibu-ibu mengambil patahan kursi plastik lalu menghantam ke sejumlah pria, yang hendak menyerang Yunus. Dalam peristiwa itu, tak ada aparat keamanan yang hadir melerai.
Baca juga; Dua Agam di Aceh Utara Dibeurekah usai Perkosa Anak-anak
Baca juga; Bule Jerman Terlalu Betah di Bali hingga Overstay 260 Hari, lalu Diusir dari Pulau Dewata
Baca juga; Universitas Syiah Kuala Kembali wisuda 1.382 Lulusan
Baca juga; Kemenkes; Jumlah Petugas Pemilu 2024 Meninggal Dunia Capai 108 Orang
Baca juga; Buronan Jepang Yusuke Yamazaki ditangkap Polri di Batam