PBB desak Gencatan Senjata Gaza, AS ancang ancang Ambil Veto

by
by
Ilustrasi rapat Dewan Keamanan PBB (Foto: AP Photo/Craig Ruttle)

JAKARTA — Penanews.co.id — Dewan Keamanan (DK) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) kemungkinan menuntut gencatan senjata kemanusiaan dalam perang Israel-Hamas. Hal ini akan disikapi dengan melakukan pemungutan suara pada Selasa pekan depan.

Upaya ini terjadi setelah Aljazair mendesak pemungutan suara DK PBB untuk gencatan senjata di Gaza.

Mengutip CNBC Indonesia,  Beberapa diplomat mengatakan kepada Reuters bahwa Aljir meminta pada hari Sabtu (17/2/2024) agar dewan melakukan pemungutan suara pada hari Selasa. Untuk dapat diadopsi, resolusi DK PBB memerlukan setidaknya sembilan suara setuju dan tidak ada veto dari Amerika Serikat (AS), Inggris, Perancis, China atau Rusia.

Namun Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield dengan cepat mengatakan bahwa perjanjian tersebut dapat membahayakan “perundingan sensitif” yang bertujuan untuk menengahi jeda perang.

“AS tidak mendukung tindakan terhadap rancangan resolusi ini. Jika resolusi tersebut dihasilkan melalui pemungutan suara sebagaimana dirancang, maka resolusi tersebut tidak akan diadopsi,” kata Thomas-Greenfield dalam sebuah pernyataan dikutip Reuters.

Washington biasanya melindungi sekutunya, Israel, dari tindakan PBB dan telah dua kali memveto tindakan DK PBB sejak 7 Oktober. Namun AS juga abstain sebanyak dua kali, sehingga memungkinkan DK PBB untuk mengadopsi resolusi yang bertujuan untuk meningkatkan bantuan kemanusiaan ke Gaza dan menyerukan jeda kemanusiaan.

Di sisi lain, pembicaraan antara AS, Mesir, Israel dan Qatar sedang berlangsung untuk mencari jeda dalam perang dan pembebasan sandera Israel yang ditahan oleh Hamas.

Gambar yang diambil dari Jalur Gaza selatan ini menunjukkan salvo roket yang ditembakkan ke arah Israel pada 4 Desember 2023, di tengah berlanjutnya pertempuran antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas. (AFP/SAID KHATIB)

“Sangat penting bagi pihak-pihak lain untuk memberikan peluang terbaik bagi keberhasilan proses ini, daripada memaksakan tindakan yang justru membahayakannya, dan peluang bagi resolusi permusuhan yang berkelanjutan,” tambah Thomas-Greenfield.

Perang Gaza dimulai ketika pejuang dari kelompok militan Hamas yang menguasai Gaza menyerang Israel pada 7 Oktober. Serangan itu menewaskan 1.200 orang dan membuat 253 warga Israel diculik dan dibawa ke Gaza.

Baca Juga:  Serangan Israel di Rafah bertujuan untuk menggusur paksa warga Palestina: PIJ

Sebagai pembalasan, Israel melancarkan serangan militer ke Gaza. Menurut otoritas kesehatan Gaza, serangan Tel Aviv telah menewaskan lebih dari 28.000 warga Palestina dan ribuan mayat dikhawatirkan hilang di tengah reruntuhan.

Sementara itu, pemungutan suara DK yang diusulkan Aljazair ini terjadi ketika Israel juga berencana untuk menyerbu Rafah di Gaza Selatan, tempat lebih dari 1 juta warga Palestina mencari perlindungan. Ini memicu kekhawatiran global bahwa tindakan tersebut akan memperburuk krisis kemanusiaan di Gaza.

“Situasi di Gaza merupakan bukti mengerikan atas kebuntuan hubungan global,” kata Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada Konferensi Keamanan Munich pada hari Jumat.[°]

Baca juga; Awas! Penipuan gaya baru di IG dan FB, Begini Modusnya

Baca juga; RI bikin Gegara Tambang Nikel Dunia Bangkut – ini kata Menteri ESDM

Baca juga; Relawan Ganjar-Mahfud Tolak Hasil Pilpres dan Minta Diulang

Baca juga; Jokowi panggil Surya Paloh ke Istana

Baca juga; Anies Minta Kecurangan Pemilu Ditangani Serius, ini tanggapan KPU

BACA SELENGKAPNYA KLIK DISINI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *