BANDA ACEH — Penanews.co.id — Entah karena tidak bernyali atau kurang popularitas, Partai Nasional di Pilkada Gubernur Aceh hanya mampu mengajukan kadernya sebagai calon wakil gubernur mendampingi Muzakir Manaf dari Partai Aceh.
Pengamat Politik dan Kebijakan Publik Dr. Usman Lamreung menilai penomena ini terjadi akibat menangnya Prabowo pada Pilpres 2024 yang khusus untuk Aceh didukung sepenuhnya oleh Ketua Partai Aceh.
“Memang dalam dua bulan terakhir setelah Pileg dan Pilpres, ada perubahan dinamika politik nasional yang berpengaruh pada dinamika politik lokal, termasuk Aceh. Dengan menangnya Prabowo Subianto pada Pilpres dan sudah ditetapkan sebagai presiden, dinamika politik Aceh juga berubah. Peta politik Aceh dan popularitas Muzakir Manaf semakin tinggi termasuk eksitensi Partai Aceh tetap sebagai pemenang pemilu, dan membuka peluang besar Mualem akan mudah menang dalam perebutan kursi kekuasaan gubernur Aceh.”sebut Direktur Lembaga EDR ini.
Menurut Civitas Akademika Universitas Abilupyatama Aceh menyebutkan, dengan kekuatan mesin politik PA dan ada dukungan pusat, sudah bisa dipastikan popularitas dan kekuatan mesin politik PA mampu eksis dan berpeluang merebut kursi gubernur Aceh semakin besar.
“Ini adalah salah satu hal kenapa parnas ramai-ramai mendaftarkan kader terbaiknya ke Partai Aceh sebagai calon Wakil Gubernur Aceh pendamping Mualem dan berkoalisi dengan PA.
Yang perlu diingat menurut Dr. Usman Lamreung, bahwa Mualem juga harus benar-benar selektif memutuskan siapa calon pendampingnya apakah kader partai internal atau eksternal (Parnas) cocok sebagai pendampingnya.
“Saat setelah Mualem menentukan siapa calon pendampingnya, kami memprediksikan bakal ada calon gubernur dari partai nasional. Ini bisa saja terjadi setelah Mualem tidak memilih calon wakil gubernur dari partai nasional, bisa saja akan ada parnas keluar dari koalisi dan akan membangun koalisi sendiri dengan mengusung kader terbaik mereka untuk merebutkan kekuasaan bersaing dengan Mualem.
Dr. Usman Lamreung juga menyebutkan, ada Parnas saat ini sedang melakukan konsolidasi, juga akan mengusung kadernya untuk berkontribusi pada pilkada gubernur Aceh 2024 ini.
“Artinya Parnas juga punya keinginan dan kesempatan terbuka dalam.mencalonkan kadernya sebagai gubernur.”imbuhnya.
Dinamika politik Aceh pra Pilkada akan terus dinamis, koalisi antar partai politik juga akan terbangun dengan ada kepentingan, persamaan visi, tujuan dan program pembangunan bersama.
“Kami memprediksi bakal ada tiga kandidat calon gubernur Aceh pada pilkada ini. Artinya yang sedang terjadi hari ini lebih melihat peluang dan momentum oleh semua partai politik, begitu ada peluang dan momentum sudah barang pasti partai naaional membangun berkoalisi mengusung dari kader mereka.”jelas Usman Lamreung.
“Parnas pasti punya kepentingan yang sangat besar di Aceh, apalagi parnas dengan para ketua dan pengurus banyak dari kalangan pengusaha. Sudah pasti melirik Aceh dengan kekayaan alamnya. Maka sudah pasti mereka juga melihat peluang dan momentum politik, mencalonkan kader mereka dengan berkoalisi bersama. Bila ini terjadi PA dengan calon kandidatnya Mualem akan bersaing ketat dalam perebutan kekuasaan Aceh satu.”pungkas Usman Lamreung.[]