GRESIK — Seorang santri di salah satu ponpes di Desa Sidoraharjo, Kedamean, Gresik nekat memukul seniornya dengan batu bata hingga tewas. Santri berinisial MSH (14) warga Kesambenkulon, Wringinanom itu memukul seniornya saat tertidur pulas.
Pelaku MSH kini telah diamankan polisi. Insiden ini diduga karena pelaku sudah tidak tahan sering di-bully.korban.
Melansir detikJatim, Pelaku menghantam kepala seniornya sebanyak 3 kali hingga batu bata putih itu pecah saat tidur pulas pada Jumat (1/11/2024) dini hari.
Saat itu, sekitar pukul 00.12 WIB, pelaku datang membawa batu bata ringan warna putih sepanjang 60 CM dan memukul ke kepalanya.
Peristiwa itu baru diketahui pengurus pondok sekitar pukul 03.00 WIB saat melintas ruangan tempat kejadian perkara. Pengasuh itu mendengar dengkuran yang tidak biasa dari korban.
Saat didatangi, korban ternyata sudah dalam kondisi tengkurap, pelipis sebelah kiri lebam dan mulut berbusa. Di sebelah korban, pengurus itu menemukan pecahan batu bata ringan. Pengurus ponpes segera melaporkan kejadian itu ke Polsek Kedamean dan diteruskan ke Polres Gresik.
Motif kekerasan itu diduga karena pelaku menyimpan dendam terhadap senior yang kerap mem-bully-nya.
Kasat Reskrim Polres Gresik AKP Aldhino Prima Wirdhan mengatakan senioritas memang terjadi di ponpes. Artinya, sering kali ketika santri junior melakukan kesalahan santri senior akan menindaknya. Tindakan yang dilakukan senior tak jarang juga mengarah kekerasan fisik
“Sebetulnya tidak ada niat membunuh. Jadi akumulasi dendam (pelaku) memuncak karena sering dipukuli oleh korban,” kata Aldhino, Senin (4/11/2024).
Aldhino menambahkan korban sempat menegur MSH karena melakukan pelanggaran di lingkungan ponpes. Saat ini polisi masih mendalami pelanggaran apa yang dilakukan oleh MSH.
Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan polisi, diketahui bahwa pelaku MSH mengaku sering di-bully korban. Selama ini MSH sebenarnya tidak berani karena dia cuma santri junior.
“Korban juga sering memotong rambut pelaku ketika melanggar peraturan di pondok. Sehingga pelaku menyimpan dendam,” kata Aldhino.
Kanit PPA Polres Gresik Ipda Hepi Muslih Riza menjelaskan puncak emosi MSH kepada Khoirul terjadi pada Jumat (1/11) dini hari. Saat itu MSH bersama teman-temannya tidak berada di ponpes.
“Korban dan 7 rekan seangkatannya keluar pondok tapi tidak izin,” jelas Hepi.
Khoirul yang bertugas sebagai tim keamanan ponpes lantas mencari keberadaan 8 santri tersebut. Namun hingga malam hari, cuma 6 santri yang kembali ke ponpes.
“Korban langsung memberikan hukuman dengan menggunduli kepala santri-santri itu,” terangnya.
Baca artikel detikjatim, “Emosi Memuncak Santri Gresik Hantam Kepala Seniornya gegara Sering Di-petal” selengkapnya https://www.detik.com/jatim/hukum-dan-kriminal/d-7622467/emosi-memuncak-santri-gresik-hantam-kepala-seniornya-gegara-sering-di-petal.Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/