DELI SERDANG – Seorang warga di Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut), bernama Raden Barus (60) tewas, diduga akibat insiden yang mengerikan dimana ratusan orang menyerang desa tersebut. Warga menyebut bahwa yang melakukan penyerangan itu adalah anggota TNI.
Selain korban tewas, ada belasan orang lainnya yang mengalami luka-luka. Polisi militer juga telah menuju lokasi kejadian untuk olah TKP
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari berbagai sumber, insiden yang mengerikan itu tersebut terjadi pada Jumat (8/11/2024) sekira pukul 23.00 WIB, lansir detikSumut.
Baca juga; Warga Banda Aceh Ditemukan Meninggal Dalam Kondisi Terapung di Waduk Asoe Nanggroe
Seorang warga bernama Rofikar Tarigan (18) mengaku turut menjadi korban penyerangan itu. Dia menyebut awalnya keluar rumah untuk membeli rokok.
Lalu, dia melihat segerombolan orang masuk ke perkampungan tersebut. Pada akhirnya, dia memutuskan untuk lari ke rumah neneknya yang berada di desa tersebut.
Baca juga; Santri Senior di Gresik Dihantam Junior Dengan Batu Bata Hingga Tewas
“Aku keluar dari rumah, mau beli rokok, nampak saya keramaian masuk ke kampung, saya lari ke rumah nenek,” kata Rofikar, Sabtu (09/11/2024).
Rofikar menyebut orang-orang tersebut mendobrak rumah neneknya dan menanyakan soal keadaan seseorang bernama Andre Ginting. Rofikar mengaku tidak mengenali orang yang dicari tersebut.
Baca juga; Sadis! Gegara Warisan, Adik Bakar Kakak Kandung Hingga Tewas
“Setelah itu, saya keluar. Setelah saya keluar, saya dipukuli terus menerus lalu saya dibawa ke asrama Armed,” jelasnya.
Dia menyebut dirinya sempat dipukuli oleh sekitar 50 orang menggunakan, senjata tajam, double stick, dan pistol. Rofikar mengaku mengalami kepala bocor, memar di punggung dan tangan bengkak.
Baca juga; Nenek 101 Tahun di Jakut Ditemukan Tewas Gantung Diri
“Kalau yang pukuli saya sekitar 50 orang ada, ada yang pakai sajam, double stick, macam-macam. Luka di kepala bocor, punggung saya penuh memar, sama di tangan bengkak dihantam pakai pistol,” sebutnya.
Dia tidak mengetahui pasti motif penyerangan itu. Rofikar juga mengaku tidak mengenali orang dicari para pria tersebut.
Baca juga; Kades Diduga Tiduri Istri Orang di Probolinggo, Didemo Warga
Seorang warga lainnya bernama Herna mengaku ada ratusan orang yang melakukan penyerangan itu. Sebagian dari mereka masih mengenakan seragam dinas TNI.
“Dibunuh tentara ini masyarakat kami, satu meninggal, ada luka-luka, kena klewang sama kena celurit. Dua trip orang itu datang, pertama ada 100 orang, dua kalinya lagi ada satu kompi. Dia pakaian dinas sebagian, makanya kami tahu,” kata Herna.
Herna juga tidak mengetahui pasti motif penyerangan itu. Dia menyebut mereka tidak memiliki masalah dengan Armed itu.
“Kami nggak tahu masalahnya apa, nggak ada kami bermusuhan sama Armed ini,” jelasnya.
Baca juga; Warga Jakarta Utara masih BAB Sembarangan
Herna mengatakan dia bersama warga lainnya telah mendatangi Armed 2/ Kilap Sumagan untuk menuntut soal peristiwa tersebut.
“Kami tuntut keadilan, kenapa dia membunuh, berarti dia tentara pembunuh, bukan pelindung,” jelasnya.
Baca juga; Pelaku Pembunuh Wanita Tanpa Kepala di Muara Baru Ditangkap
Komandan Batalyon Armed 2/Kilap Sumagan, Letkol Arm Herman Santoso mengaku akan bertanggungjawab atas peristiwa tersebut. Dia juga berjanji akan menuntas kasus ini.
“Saya akan proses hukum, saya akan proses,” ujarnya saat menemui warga yang melakukan aksi.[]