Penghulu Harus Kuasai AI Untuk Tekan Angka Perceraian

by -38 Views

JAKARTA — Menteri Agama Nasaruddin Umar merasa prihatin dengan tingginya angka perceraian di Indonesia. Karenanya, ia meminta seluruh jajaran Kemenag untuk berkontribusi dalam mengedukasi masyarakat guna menurunkan angka perceraian. 

Menurut Menag, hal ini perlu dilakukan oleh seluruh pihak termasuk penghulu. Harapan itu disampaikan Menag Nasaruddin Umar saat memberi arahan pada Training Komunikasi dan Konseling untuk Penghulu Berbasis AI TalentDNA. 

Training yang berlangsung selama dua hari, mulai 13-14 Januari 2025 ini terselenggara atas kerja sama UAG University, Asosiasi Penghulu Republik Indonesia (APRI), dan ESQ Leadership Center.

“Penghulu itu bukan saja mencatatkan nikah. Anda semua juga harus bisa mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya pernikahan. Karenanya penting untuk menguasai cara berkomunikasi kepada masyarakat,” tutur Menag Nasaruddin Umar, Selasa (14/1/2025). 

“Saya mengapresiasi kegiatan ini. Bahkan saya penasaran bagaimana itu Artificial Inteligence (AI) digunakan dalam komunikasi. Ini para penghulu yang hadir dalam kesempatan ini harus mengambil ilmu sebanyak-banyaknya dari Pak Ary Ginanjar,” imbuh Menag di hadapan 80 penghulu peserta pelatihan.

Menag menambahkan, dalam dunia yang semakin cepat saat ini, keterampilan komunikasi dengan memadukan teknologi seperti AI menjadi salah satu modal agar dapat menghadapi perubahan. “Saya berharap, kemampuan komunikasi yang diperoleh saat ini dapat berdampak terhadap turunnya angka perceraian,” kata Menag. 

Saat ini, menurut Menag, data menunjukkan bahwa percerarian di Indonesia 60% di antaranya dialami oleh pasangan dengan usia pernikahan di bawah lima tahun. “Kalau sudah begini, yang pasti terkena dampak adalah perempuan dan anak. Ini kita harus prihatin. Jadi, penghulu, termasuk juga penyuluh, harus dapat memberikan edukasi dan konseling di wilayahnya masing-masing,” pesan Menag.

Sementara Direktur Bina KUA dan Keluarga Kemenag Cecep Khairul Anwar berharap apa yang dilakukan itu menjadi langkah awal untuk mewujudkan pendekatan bimbingan perkawinan (bimwin) yang lebih baik bagi masyarakat. “Kita berharap ke depan, semua penghulu juga dapat dibekali pengetahuan dan kemampuan ini,” tuturnya.

Baca Juga:  PKS dan PKB Berubah Sikap Terhadap Revisi UU Pilkada Setelah Demontrasi

Berdasarkan catatan, saat ini terdapat 9.333 penghulu se-Indonesia. Ini terdiri dari 8.661 penghulu berstatus PNS dan 672 sisanya berstatus PPPK. Sementara itu terdapat lebih 2,5 juta peristiwa nikah sepanjang tahun 2024.

Inovasi Bimwin Berbasis AI

Metode AI TalentDNA yang diperkenalkan dalam pelatihan ini merupakan teknologi berbasis analisis perilaku dan pola pikir. Teknologi ini membantu mengidentifikasi karakter alami seseorang, sehingga para penghulu dapat memberikan konseling yang lebih personal dan efektif.

Dalam pelatihan yang berlangsung di Menara 165, Jakarta, Founder ESQ Leadership Center dan UAG University Ary Ginanjar Agustian, yang juga inisiator Metode AI TalentDNA, menyampaikan pentingnya toleransi dan harmonisasi dalam membangun peradaban. Hal ini, menurut Ary, harus dimulai dari keluarga. 

Ia berharap pelatihan ini menjadi titik awal untuk menciptakan generasi keluarga Indonesia yang lebih memahami makna toleransi dan mampu menghadapi tantangan keragaman. “Peningkatan kompetensi Penghulu untuk mewujudkan keluarga dan bangsa yang harmonis dan toleran akan dibekali dengan lima instrumen pokok, di antaranya, Pelatihan Public Speaking, Neurolinguistik, Aplikasi TalentDNA, ESQ Coaching dan AI Talent Management,” ungkap Ary Ginanjar.

Lebih lanjut, ia menyampaikan, bahwa training yang diberikan secara gratis bagi para penghulu ini menjadi bentuk nyata implementasi Tridharma Perguruan Tinggi UAG University, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. “Kami ingin terus berkontribusi dalam pembangunan kapasitas masyarakat, khususnya mereka yang berperan langsung dalam kehidupan sosial keagamaan,” ujar Ary Ginanjar.[]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *