
BANDA ACEH — Para pelaku kejahatan siber terus meningkatkan metode penipuan untuk mengelabui korban, salah satunya melalui modus catphishing—kombinasi dari praktik catfishing dan phishing. Ancaman ini dinilai semakin berbahaya karena menggabungkan manipulasi emosional dengan peretasan data pribadi.

Catfishing, sebagaimana dijelaskan oleh pakar keamanan siber, adalah teknik penipuan dengan membuat identitas palsu menggunakan foto curian dari media sosial, pencarian Google, atau bahkan hasil generative AI.

Pelaku sering membangun hubungan emosional dengan korban sebelum memanfaatkannya untuk tujuan finansial atau eksploitasi.

Dampaknya beragam, mulai dari kerugian materi hingga trauma psikologis.
Sementara itu, phishing merupakan metode peretasan untuk mendapatkan akses ke perangkat korban. Akses didapatkan dengan mencuri informasi, bisa melalui aplikasi atau situs berbahaya. Data yang dicuri ini kemudian digunakan untuk mengakses akun korban atau menjualnya di pasar gelap.
Laman Sun Sentinal menuliskan Catphishing adalah menggunakan cara catfishing agar bisa melakukan serangan phishing. Jika berhasil, para penipu bisa masuk ke jaringan kerja korban. Jadi bukan hanya korban seorang saja yang terdampak namun juga perusahaan.
Berbeda dengan catfishing, penipu catphishing tidak akan mengeksploitasi hubungan asmara. Namun, pelaku akan membuat korban merasa mendapatkan pesan terkait pekerjaan dengan menggunakan profil LinkedIn palsu atau informasi lainnya.

Bentuknya bisa apapun. Dari pemasok, penjualan atau konsultan keamanan.

Lalu apa yang bisa dilakukan untuk menghindari penipuan-penipuan tersebut, termasuk catphishing? Berikut tips dari laman Sun Sentinal, dikutip Senin (24/3/2025):
- Minta untuk melakukan video chat, Anda perlu khawatir jika orang tersebut terus menunda.
- AI generatif bisa meninggalkan jejak yang sangat terlihat. Misalnya dalam profil media sosialnya akan terlihat tampilan aneh atau gambar jari-jari yang berantakan.
- Hati-hati dengan cerita yang diungkapkan pihak tersebut. Misalnya cerita sedih untuk menarik hati Anda agar mempercayainya
- Jangan bagikan informasi pribadi apapun secara online dengan orang lain
- Gunakan platform seperti reverse Google Image untuk mencari apakah gambar yang Anda terima sudah pernah dipublikasikan pihak lain. Ini dilakukan untuk menilai keaslian profil seseorang

